NEWS

Berita Trending Terupdate

Umum

Round up – Sekeping emas tidak cukup perbaiki peringkat Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Asian Games 2022 di Hangzhou yang diikuti kontingen Indonesia telah berlangsung selama dua pekan dan hanya menyisakan sedikit pertandingan sebelum pesta olahraga yang ditunda setahun karena pandemi Covid-19 berakhir pada Minggu (8/10).Bagi kontingen Indonesia, diperlukan perjuangan yang sangat berat untuk mengumpulkan medali, termasuk pada sejumlah pertandingan yang digelar pada Jumat.

Satu keping emas, satu keping perak, dan satu keping perunggu berhasil diraih kontingen Indonesia pada laga hari ini, namun tambahan medali belum cukup untuk memperbaiki peringkat Indonesia di klasemen medali.

Posisi Indonesia pada perolehan medali Jumat hingga pukul 23.30 WIB berada di peringkat 13, tak mengalami perubahan sedikit pun dari hari sebelumnya. Kontingen Merah Putih kini mengumpulkan 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu.

Dari sisi peringkat, posisi Indonesia belum aman mencapai target peringkat ke-12 dan masih jauh dari target meraih 12 medali emas yang sebelumnya diumumkan Kemenpora.

Di antara negara-negara Asia Tenggara, posisi Indonesia satu tingkat lebih baik dibandingkan negara tetangga Malaysia yang berada di peringkat 14 dengan perolehan 5 medali emas, 7 perak, dan 18 perunggu. Namun Indonesia tertinggal jauh dari Thailand yang berada di peringkat 8 dengan 10 emas, 14 perak, dan 30 perunggu.

Tim tuan rumah China sudah lama memastikan posisi puncaknya tak tergoyahkan dengan meraup 187 emas, 104 perak, dan 63 perunggu, disusul Jepang 47 emas, 57 perak, dan 65 perunggu, serta Korea Selatan dengan 36 emas, 49 perak. , dan 84 perunggu.

Baca juga: Klasemen Medali Asian Games: Indonesia Tertahan di Peringkat 13

Emas perahu naga

Satu-satunya medali emas kontingen Merah Putih hari ini dipersembahkan oleh tim perahu naga 1000m putra dengan mengalahkan tim tuan rumah China dalam pertandingan di arena Wenzhou Dragon Boat Center.

Andri Agus Mulyana dan kawan-kawan cerdik menahan diri sebelum menyerang di etape akhir dan menyudahi balapan dengan catatan waktu 4:31.135.

Setelah mulai melintasi titik 250m, Indonesia sempat tertinggal di peringkat kelima sebelum memperbaiki posisi dengan melaju ke peringkat kedua, tertinggal dari China yang memimpin separuh jalan.

Pada 500m terakhir, perlahan tapi pasti Indonesia berhasil mengejar ketertinggalan dari tim tuan rumah yang memimpin lomba dari awal hingga pukulan terakhir para pendayung Indonesia, membawa perahu naganya melaju cepat dan melintasi garis finis lebih cepat 0,047 detik dari China.

Tim tuan rumah harus mengakui kekalahan dengan selisih yang sangat tipis agar bisa puas meraih medali perak, sedangkan Myanmar berhak mendapatkan perunggu di peringkat ketiga.

Strateginya dalam balapan, kita tidak mau terprovokasi di awal karena musuh kita China tentu sangat kuat. Mereka mencoba menguji kita, tapi kita tetap tenang, kata Andri.

Selain emas, medali perak di nomor perahu naga 1000m putri diraih tim Indonesia setelah Raudani Fitra dan kawan-kawan menyelesaikan lomba dengan catatan waktu 4:55.400, tertinggal dari tim Tiongkok yang dominan sejak awal.

Di saat tim tuan rumah semakin menjaga jarak dengan rivalnya, tim putri Indonesia berusaha mempertahankan posisinya di peringkat kedua menyusul serangan dari Korea Selatan dan Korea Utara di babak kedua.

Meski sudah mengerahkan seluruh tenaga, tim putri Indonesia harus menyaksikan tim Tiongkok meraih medali emas setelah unggul 3,937 detik dari mereka. Indonesia harus puas dengan medali perak dan Korea Selatan meraih perunggu setelah tertinggal 0,283 detik dari perahu tim Merah Putih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *