Apakah merayakan Idul Fitri wajib atau sunnah? Ini adalah prioritasnya
Hukum merayakan Idul Fitri terlihat dari larangan berpuasa pada hari tersebut, menunjukkan pentingnya perayaan ini dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW melarang keras umatnya untuk berpuasa pada hari raya Idul Fitri, sebagaimana disebutkan dalam hadits Muttafaq Alaih.
Larangan ini menegaskan bahwa Idul Fitri merupakan momen yang dianggap istimewa dan berbeda dengan hari-hari lainnya. Dalam pandangan mayoritas ulama, merayakan Idul Fitri mempunyai hukum sunnah sukakad yang artinya sangat dianjurkan dan mendekati wajib. Hal ini menggambarkan pentingnya perayaan ini dalam praktik keagamaan umat Islam.
Terkait prioritas menghadiri salat Idul Fitri, undang-undang merayakan Idul Fitri menjadi semakin jelas. Sholat Idul Fitri merupakan bagian integral dari perayaan ini dan merupakan ibadah yang dianjurkan bagi semua kelompok umat Islam, tanpa memandang jenis kelamin, usia atau kondisi.
dr. KH. M. Hamdan Rasyid, MA, dalam bukunya “Panduan Muslim Sehari-hari” menjelaskan bahwa Salat Idul Fitri bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang yang sedang bepergian. Dengan demikian, kehadiran dan pelaksanaan salat Idul Fitri menjadi kewajiban moral bagi umat Islam sebagai bagian dari identitas dan amalan keagamaannya.