Sleman gerak cepat cegah meluasnya serangan antraks di Prambanan
Sleman (ANTARA) – Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil tindakan segera untuk mencegah meluasnya serangan penyakit antraks pasca ditemukannya bangkai hewan ternak di kawasan Kapanewon (Kecamatan) Prambanan.“Beberapa langkah antisipasi telah kami lakukan untuk mencegah meluasnya serangan penyakit antraks, khususnya di kawasan Prambanan,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Jumat.
Menurutnya, upaya antisipatif tersebut antara lain melakukan pengobatan dan pemberian vitamin kepada 143 ekor sapi dan 224 ekor kambing dan domba pada 13 Maret 2024 di sekitar lokasi kasus, untuk melindungi ternak yang ada mengingat di sekitar lokasi sudah terpapar.
“Kami bersama Tim Balai Veteriner Wates juga menandai lokasi kejadian, meliputi lokasi kematian, lokasi pemotongan, lokasi pengulitan dan pemotongan, serta penguburan daging,” ujarnya.
Dikatakannya, kasus penyakit antraks di Prambanan mulai menyerang sekitar awal bulan Maret, terhitung sejak tanggal 7 Maret. Kepala Dusun Karangnongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan Murjoko melaporkan, seekor sapi betina berumur satu tahun yang dipelihara Suryanto mati dengan gejala klinis berupa kotoran. dan darah keluar. dari anus.
Petugas Puskesmas Prambanan berdasarkan laporan tersebut kemudian mengambil sampel darah, kemudian oleh Tim Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sleman, sampel darah tersebut langsung dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates (BBVet), ujarnya.
Kemudian di tanggal yang sama, seekor kambing milik Suryanto mati dan bangkainya dibuang ke sungai. Kematian kambing ini tidak dilaporkan ke petugas.
Karena pelapor kematian sapi tersebut adalah Kepala Dusun Kalinongko Kidul, Gayamharjo, sehingga petugas berasumsi lokasi kematian sapi tersebut masih berada di kawasan Gayamharjo, Prambanan.
“Saat hendak dilakukan pemakaman, diketahui lokasi kandang Suryanto berada di Kayoman, Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Selanjutnya temuan tersebut dilaporkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunung Kidul,” ujarnya. dikatakan.
Dikatakannya, pada tanggal 13 Maret 2024, hasil pemeriksaan sampel tanah di Kalinongko Kidul yang diambil oleh Tim Balai Besar Veteriner Wates pada tanggal 8 Maret 2024 dan telah diperiksa oleh Balai Besar Veterinar Wates dinyatakan positif (+) mengidap penyakit antraks, dia berkata.