Roud up – Berharap ketika hari mulai gelap di Hangzhou, maka di Paris akan cerah
Begitu pula medali emas lainnya dari cabang wushu, sepeda BMX putri, dan angkat besi yang masing-masing dipersembahkan Harris Horatius, Amellya Nur Sifa, dan Rahmat Erwin Abdullah memecahkan rekor dunia 201kg kelas clean and jerk 73kg putra, menjadi manis. cerita di panggung Asia. Permainan kali ini.
Sedangkan rekor kelam yang menyumbang signifikan terhadap melesetnya target tercatat di cabang olahraga unggulan Merah Putih seperti panjat tebing dan bulu tangkis.
Dari arena panjat tebing di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Center, atlet Indonesia yang telah berlaga di berbagai kejuaraan tingkat dunia bahkan pemegang rekor dunia seperti Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin, harus rela kehilangan setidaknya tiga peluang medali emas dari berlari cepat. memanjat setinggi 15m itu.
Setara dengan panjat tebing, cabang olahraga bulutangkis unggulan yang diharapkan banyak orang menyumbang minimal tiga medali emas, ternyata gagal total setelah tak ada satu pun juara Indonesia yang berhasil mencapai babak semifinal. Hangzhou menjadi rekor terburuk bulu tangkis Indonesia karena untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Asian Games, Indonesia gagal meraih satu medali pun dari tujuh event yang dipertandingkan, baik beregu maupun individu.
Indonesia telah lama dipandang sebagai salah satu negara teratas dalam olahraga bulutangkis. Oleh karena itu, kegagalan meraih medali dari pentas Asian Games kali ini menjadi momentum berharga untuk melakukan evaluasi guna meningkatkan prestasi dan integritas cabang olahraga bulu tangkis itu sendiri di kancah internasional selanjutnya.
Secara umum, mengutip penuturan Menpora Dito, tidak tercapainya target prestasi tersebut merupakan momen introspeksi penting bagi dunia olahraga Indonesia. Ia berharap kekecewaan terhadap hasil saat ini justru menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi dan kualitas persiapan atlet Indonesia ke depan.
Apalagi tak lama kemudian, akan digelar pesta olahraga multi cabang olahraga dengan skala lebih besar dari Asian Games Hangzhou, yakni Olimpiade Paris 2024.
“Total seluruh cabor yang mengikuti Asian Games akan kita evaluasi dan kita analisa yang tidak sesuai target. Artinya kita duduk bersama mencari solusi terbaik,” kata Dito.
Setelah kegelapan di Asian Games Hangzhou, cahaya muncul di Olimpiade Paris. Semoga…
Baca juga: Asian Games 2022 di Hangzhou Resmi Ditutup
Baca juga: Penutupan Asian Games Hangzhou: Kekuatan Olahraga Menyatukan Kita
Baca juga: KOI: Asian Games 2022 Jadi Evaluasi Menuju Olimpiade Paris
Baca juga: Menpora Minta Maaf Tak Tercapai Target Medali di Asian Games 2022
Redaktur: Dadan Ramdani
HAK CIPTA © ANTARA 2023