Puasa intermiten aman dilakukan, tetapi tidak untuk semua orang
Jakarta (ANTARA) – Membatasi waktu makan atau intermittent fasting memang aman, namun tidak untuk semua orang menurut dr Martha Rosana, SpPD dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.”Puasa intermiten sebenarnya aman bagi banyak orang, tapi tidak semua orang. Jadi ada beberapa kelompok yang tidak aman melakukan puasa atau intermittent fasting,” kata Martha dalam seminar online yang dihadiri dari Jakarta, Sabtu.
Martha mengatakan, puasa intermiten atau yang biasa disebut dengan diet puasa dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi total asupan kalori serta membantu mengendalikan rasa lapar dan kenyang.
Menurutnya, puasa intermiten juga dapat membantu memperbaiki kondisi metabolisme berupa tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, dan kolesterol darah serta mendukung upaya perubahan gaya hidup berkelanjutan dan upaya berhenti merokok.
Baca juga: Penderita diabetes disarankan berkonsultasi ke dokter jika ingin berpuasa
Namun, kata Martha, ada beberapa kelompok yang berisiko mengalami gangguan kesehatan jika melakukan puasa intermiten.
Kelompok individu yang memerlukan perhatian khusus jika ingin memulai puasa intermiten antara lain ibu hamil, ibu menyusui, penderita diabetes, penderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau maag yang tidak terkontrol, penderita penyakit ginjal atau hati stadium lanjut, dan penderita kondisi medis lainnya. .