NEWS

Berita Trending Terupdate

KasusotomotifUmumUnik

Petualangan Srini Maria, Guru Petani dari Lereng Merapi

Awalnya Srini mencoba menanamnya sendiri di lahan seluas 400 m². Satu kilogram baby bean bisa dihargai hingga Rp 10.000. Dari lahan tersebut, Srini bisa mengirimkan hasil panen pertamanya sebanyak 25-30 kg baby bean ke Singapura melalui pengepul sayur di Semarang. Saat hasilnya terlihat, wanita lain pun ikut tertarik.

“Biasanya kalau mau latihan sama orang lain, saya coba dulu. “Saya mencobanya dulu, akhirnya ibu saya menyuruh saya menanamnya,” kata Srini.

Setiap kali panen, KWT Merapi Asri mampu memanen 100 kg biji kopi per hari. Harga baby bean yang lebih mahal dibandingkan buncis biasa membuat Srini dan ibu-ibu di desanya mendapat untung besar.

Selain baby beans, Srini juga sempat menanam berbagai sayuran elit lainnya seperti peterseli, rosemary, bahkan bit. Pengetahuan tentang pertanian organik, peluang ekspor, dan perluasan komoditas tersebut dapat membantu warga Sengi untuk pulih dari dampak letusan Merapi. Kehadiran KWT Merapi Asri membuat petani perempuan di Sengi bisa mengembangkan produk pertaniannya lebih baik lagi.

“Dulu mereka masih menanam tanaman konvensional, tidak punya ilmu. Sekarang sudah ada ilmunya, berarti lebih banyak hasil. Misalnya dulu hanya beberapa kilo, sekarang bisa dua kali lipat, pungkas Srini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *