Optimisme meraup partisipasi tinggi dalam Pemilu 2024 damai di Solo
Namun angka tersebut justru menurun dibandingkan tahun 2014 yang tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu mencapai 81,23 persen.
Perwakilan Bidang Sosialisasi, Edukasi Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Surakarta Yuly Yulianingrum mengatakan, sosialisasi tidak hanya terfokus pada pemilih muda dan pemilih baru, namun juga calon pemilih.
KPU setempat sebelumnya juga mengunjungi sejumlah sekolah dasar untuk memberikan pendidikan politik sejak dini. Tidak hanya bertujuan untuk membekali calon pemilih di masa depan, namun diharapkan dapat menjadi “jembatan” untuk menyalurkan informasi yang mereka peroleh kepada kalangan terdekat, salah satunya adalah orang tua siswa.
Secara umum, pendidikan juga menyasar pelajar, penyandang disabilitas, dan masyarakat.
KPU Kota Surakarta bersama KPU RI juga menyelenggarakan acara KPU Goes To Campus untuk memberikan edukasi kepada pemilih muda dan pemilih baru.
Fokus pada pemantauan
Tinggal menghitung hari, pemungutan suara akan segera tiba. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surakarta semakin memantau berbagai tahapan kampanye. Bagi Bawaslu, pengawasan di setiap tahapan merupakan langkah untuk mencegah eskalasi kondisi politik.
“Ini bagian dari upaya meminimalisir gesekan,” kata Ketua Bawaslu Kota Surakarta Budi Wahyono.
Bawaslu tidak bekerja sendiri. Dalam pengawasan ini, Bawaslu juga melibatkan berbagai pihak. Bahkan, setiap ada kampanye, terlebih dahulu ada pertemuan antara Bawaslu, polisi, dan tim penyelenggara.
Harapannya, dalam pelaksanaan kampanye tidak melanggar peraturan. Bawaslu juga intens mengajak peserta pemilu dan partai politik untuk melakukan kampanye sesuai dengan ketentuan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh.
Bawaslu mencatat, sejauh ini belum ada pelanggaran berat di Kota Solo, selain itu dugaan pelanggaran juga tidak terlalu banyak.
Yang paling menonjol adalah pelanggaran pemasangan alat peraga kampanye yang tidak sesuai ketentuan.
Meski begitu, edukasi tetap dilakukan, termasuk tidak melibatkan anak kecil saat kampanye. Anak-anak yang kedapatan menggunakan atribut kampanye harus segera dibebaskan.
Semakin mendekati hari pencoblosan, semakin masif pula berbagai kegiatan kampanye yang dilakukan tim pendukung masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden di kota Solo. Padahal, sejauh ini kondisi Kota Solo masih kondusif.
Terlepas siapa pemenangnya, Solo patut berbangga karena salah satu putra daerahnya mampu memimpin Indonesia selama hampir 10 tahun terakhir.
Warga Solo kini kembali berpeluang memilih calon presiden/cawapres pada 14 Februari 2024. Siapa pun yang terpilih, itulah pilihan terbaik rakyat Indonesia.
Kewajiban setiap warga negara untuk turut serta menjaga negara ini aman dan damai dengan sikap lega menerima pasangan yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Redaktur: Achmad Zaenal M
Hak Cipta © ANTARA 2024