Menlu Retno berbagi pengalaman Indonesia rehabilitasi mantan teroris
Kedua, pemerintah Indonesia berupaya memastikan kemajuan teknologi dan penelitian tidak disalahgunakan. Pasalnya, teknologi yang berkembang sangat pesat dapat memberikan ruang bagi berkembangnya ide-ide ekstremis.
“Kita harus tetap waspada,” kata Retno.
Baca juga: BNPT utamakan asesmen pegawai pada objek vital dan berisiko tinggi
Untuk itu, Indonesia meluncurkan Pusat Pengetahuan Indonesia (I-KHub) untuk mengintegrasikan sistem data dan mendukung pengambilan keputusan berbasis penelitian dalam upaya memerangi ekstremisme sekaligus menjamin keamanan negara.
Ketiga, Pemerintah Indonesia berupaya untuk terus memastikan lingkungan yang aman untuk menangkal ekstremisme, termasuk melalui program pendidikan bagi perempuan dan anak.
Karena pemikiran ekstremis hanya bisa tumbuh di tempat yang penuh kebencian, kata Retno.
Baca juga: Anggota DPR: Usulan BNPT Penertiban Tempat Ibadah Tak Ada Urgensinya
Sebagai penutup, Menlu Retno menyampaikan harapannya agar negara-negara GCTF berkomitmen kuat untuk memastikan implementasi strategi rehabilitasi dan reintegrasi yang telah diterapkan Indonesia secara inklusif.
GCTF merupakan forum utama di luar kerangka PBB yang membahas kerja sama global dan upaya pertukaran informasi mengenai isu pemberantasan terorisme dan ekstremisme kekerasan.
Menlu Retno hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Bersama Kelompok Kerja Penanggulangan Ekstremisme Kekerasan (CVE)dimana Indonesia telah bertugas sejak tahun 2017 bersama dengan Australia.
Baca juga: Konsultasi bilateral BNPT di Australia perkuat kerja sama antiteror
Wartawan: Yuni Arisandy Sinaga
Redaksi : M Razi Rahman
HAK CIPTA © ANTARA 2023