Mengkaji manfaat merger maskapai penerbangan milik negara
Penggabungan yang dilakukan juga dapat mengatasi permasalahan di lapangan yaitu penundaan penerbangan, karena hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Merger juga dapat menekan harga tiket pesawat sehingga terjadi efisiensi biaya yang dikeluarkan masyarakat dan juga biaya logistik.
Namun proses merger harus dilakukan dengan perhitungan yang matang dan dilakukan dengan cepat. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati dalam prosesnya agar potensi keuntungan merger tetap bisa terwujud.
Perkembangan merger
Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini proses pembahasan mengenai langkah penjajakan aksi korporasi yakni merger lini bisnis Garuda Indonesia Group atau Citilink bersama Pelita Air masih berlangsung intensif.
Saat ini perseroan sedang dalam proses mempersiapkan kajian dan diskusi intensif dengan pihak terkait. Sebab, penjajakan merger masih dalam tahap awal.
Berbagai aspek substantif terkait rencana merger tersebut masih dalam tahap awal dan dikaji secara matang dan berkelanjutan bersama Kementerian BUMN, serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Hal ini dilakukan sejalan dengan tujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dalam memperkuat ekosistem industri transportasi udara nasional menuju industri yang semakin berdaya saing.
Sementara itu, Grup Garuda Indonesia memandang positif dan mendukung rencana merger yang didasari oleh kajian dan penilaian bijak terhadap proyeksi bisnis perseroan, termasuk peluang kolaborasi yang dapat diperkuat antara Citilink dan Pelita Air.
Di sisi lain, Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan mengatakan kepada ANTARA, Pelita Air mendukung inisiasi Kementerian BUMN terkait rencana merger yang diajukan Menteri BUMN Erick Thohir. Apalagi inisiasi ini dinilai menguntungkan semua pihak.
Saat ini Pelita Air sedang menunggu kajian konsultan atas rencana merger tersebut, sedangkan seluruh opsi pengalihan saham sedang dikaji oleh pihak internal perseroan.
Sejak 28 April 2022, Pelita Air memasuki industri penerbangan dalam negeri dengan penerbangan pertamanya dari Jakarta ke Bali. Sebelumnya Pelita Air fokus pada industri penerbangan charter.
Hingga 10 September 2023, Pelita Air telah menerima 11 pesawat Airbus A320, namun tujuh pesawat baru tiba dan sedang dioperasikan. Pesawat kedelapan akan tiba pada 15 September, pesawat kesembilan dan 10 pada Oktober, serta pesawat ke-11 pada November 2023. Targetnya, 12 pesawat akan beroperasi hingga akhir tahun.
Efisiensi yang dihasilkan dari rencana merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air akan memicu persaingan yang lebih sehat antar maskapai.
Dengan begitu, masyarakat juga akan menikmati hasilnya.
Redaktur: Achmad Zaenal M
HAK CIPTA © ANTARA 2023