Kisah Sumarni Ajak Perempuan Desanya Membangun Desa Lidah Buaya di Gunungkidul
Perjalanan Sumarni dan Alan membangun Desa Aloe Vera juga didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pada tahun 2019, Alan mencoba mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditawarkan BRI. Setahun kemudian, usaha lidah buaya yang dikelola Alan dan ibunya mendapat bantuan dari BRI.
“Ada pelatihan-pelatihan, ada yang mengundang bazar, expo, kita sering diundang di hari ulang tahun BRI. Bahkan ke Jakarta dan lain-lain,” kata Alan.
Pada tahun 2021, klaster lidah buaya di Jeruklegi mendapatkan bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berupa bantuan kerja dan berbagai bantuan. Lidah buaya kemudian menjadi salah satu UMKM binaan BRI di Gunungkidul.
Ari Wibowo, Kepala BRI Unit Nglipar, mengatakan perempuan di Jeruklegi berpotensi meningkatkan taraf perekonomian keluarga melalui budidaya lidah buaya. Ia juga tidak bisa memungkiri bahwa mayoritas pelaku UMKM adalah perempuan.
Hal ini sesuai dengan data resmi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI. Pada tahun 2019, setidaknya terdapat 65 juta UMKM di Indonesia. 64,5 persen pengemudi utama adalah perempuan.
“Karena mereka ada di rumah. Punya usaha kecil-kecilan. Akhirnya bisa kita akses, kata Ari saat ditemui di BRI Unit Nglipar, Gunungkidul, Selasa (5/3/2024).
Ari melihat adanya kecenderungan warga di wilayahnya, khususnya laki-laki, masih bergantung pada pekerjaan buruh atau pegawai. Bahkan tak sedikit yang memilih bekerja di kota. Padahal, banyak potensi di desa yang bisa digali.