Indonesia akan membuka penyelidikan setelah pilot maskapai tertidur di tengah penerbangan
Kementerian Perhubungan Indonesia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan membuka sebuah penyelidikan terhadap maskapai penerbangan lokal Batik Air setelah dua pilotnya diketahui tertidur selama penerbangan baru-baru ini.
Insiden ini mengakibatkan serangkaian kesalahan navigasi, namun 153 penumpang dan empat pramugari Airbus A320 tersebut tidak mengalami cedera selama penerbangan yang berlangsung selama dua jam dan 35 menit tersebut.
Kementerian Perhubungan “menegur keras” Batik Air atas insiden tersebut, kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni, dan meminta maskapai penerbangan untuk lebih memperhatikan waktu istirahat kru pesawat.
“Kami akan melakukan investigasi dan peninjauan ulang terhadap operasional penerbangan malam di Indonesia terkait dengan Fatigue Risk Management untuk Batik Air dan seluruh operator penerbangan,” kata Kristi dalam sebuah pernyataan.
Batik Air mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa mereka “beroperasi dengan kebijakan istirahat yang cukup” dan bahwa mereka “berkomitmen untuk menerapkan semua rekomendasi keselamatan.”
Para pilot yang terlibat dalam insiden 25 Januari telah diberhentikan sementara, tambah pernyataan itu.
Laporan KNKT, yang dilihat oleh AFP pada hari Jumat, diunggah ke situs web badan tersebut pada akhir Februari.
Menurut laporan tersebut, salah satu pilot tidak beristirahat dengan cukup pada malam sebelum penerbangan.