Harga minyak naik dipicu melemahnya dolar saat AS bersiap hadapi badai
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik $1,07, atau 1,3 persen, menjadi $85,49.
BENGALURU (ANTARA) – Harga minyak naik lebih dari satu dolar per barel pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dipicu oleh melemahnya greenback, karena investor memperdebatkan potensi dampak terhadap pasokan dan permintaan energi dari Badai Idalia yang akan melanda Florida pekan ini. .Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik $1,07, atau 1,3 persen, menjadi $85,49 per barel di ICE Futures Exchange London.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik $1,06, atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada $81,86 per barel di New York Mercantile Exchange.
Indeks dolar AS melemah pada Selasa (29/8/2023) setelah data menunjukkan lowongan pekerjaan AS yang menjadi tolok ukur permintaan tenaga kerja turun pada Juli. Pasar tenaga kerja yang lemah mungkin mendorong Federal Reserve untuk memperlambat kenaikan suku bunga, kata para ahli, yang dikutip oleh Reuters.
Melemahnya greenback membuat minyak dalam mata uang dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan.
Harga minyak menambah kenaikan pada Selasa (29/8/2023) dengan volume rendah pada perdagangan pasca-penyelesaian setelah data industri menunjukkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentah minggu lalu, yang mengindikasikan permintaan yang kuat.
Stok minyak mentah AS turun sekitar 11,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (29/8/2023). Analis yang disurvei oleh Reuters sebelum data tersebut memperkirakan penurunan rata-rata 3,3 juta barel.
Data stok minyak mentah resmi dari Badan Informasi Energi AS akan dirilis pada hari Rabu pukul 14.30 GMT.