NEWS

Berita Trending Terupdate

Umum

BMKG ungkap 12 fakta mengenai gempa Bawean

Fakta ketujuh, gempa Bawean dipicu oleh aktifnya kembali sesar lama. Episentrum Gempa Bawean terletak tepat pada garis patahan yang terpetakan. Daryono mengatakan, jika dicermati lokasi pusat Gempa Bawean, terlihat pusat gempa berada tepat di jalur Sesar Muria (Laut).

“Garis sesar tersebut berada pada zona Sesar Lama Pola Meratus. Salah satu garis sesar pada zona Pola Meratus diduga mengalami reaktivasi dan memicu terjadinya gempa bumi,” ujarnya.

Berikutnya, fakta kedelapan, gempa Bawean terjadi gempa susulan dengan magnitudo lebih besar yakni 6,5, sedangkan gempa pertama berkekuatan 5,9.

Hal ini bisa terjadi karena asperity atau bidang geser pada bidang sesar yang lebih besar kemudian pecah. Salah satu penyebabnya karena dipicu oleh tekanan gempa pertama yang asperitasnya relatif lebih kecil. Bidang sesar pertama yang pecah adalah asperity pada bidang sesar yang lebih besar. struktur batuannya lebih lemah sehingga pecah duluan sebagai gempa pembuka, jelas Daryono

Fakta kesembilan, gempa susulan cukup banyak terjadi di Bawean. Hal ini disebabkan oleh karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen. Dengan demikian kerak bumi mudah rapuh dan pecah, berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuannya homogen dan elastis sehingga gempa susulan tidak terlalu banyak, bahkan kadang tidak terjadi gempa susulan padahal magnitudo gempanya cukup besar.

Fakta kesepuluh, frekuensi gempa Bawean mulai berkurang. Hasil pantauan BMKG hingga Minggu pukul 10.00 WIB mencatat terjadi 239 gempa bumi dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang terjadi. Jika pada Jumat (22/3) dalam satu jam bisa terjadi 19 gempa, data terakhir dalam 1 jam akan terjadi 2-3 gempa.

Fakta kesebelas, gempa Bawean menambah rekor gempa kuat di Laut Jawa. Sebelumnya, gempa kuat di Laut Jawa hanya terjadi 4 kali, yakni pada tahun 1902, 1939, 1950, dan terakhir pada tahun 2024.

Fakta terakhir, gempa Bawean memberikan pelajaran penting bahwa ancaman gempa bumi merusak di Jawa Timur tidak hanya datang dari arah selatan yaitu sumber gempa dari lempeng subduksi dan sesar aktif di daratan, namun juga dari sumber gempa di Pulau Jawa. Laut di utara Jawa Timur.

Wartawan: Tri Meilani Ameliya
Redaksi : M.Tohamaksun
Hak Cipta © ANTARA 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *