Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan, lonjakan wisatawan mancanegara yang diprediksi terjadi pada tahun 2024 harus diantisipasi dengan strategi yang matang, melalui penyiapan infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang pariwisata.
Upaya antisipasi perkembangan sektor pariwisata nasional harus direncanakan secara matang, jangan sampai terjadi ketidaksiapan menyambut gelombang kunjungan wisatawan yang diperkirakan akan meningkat, kata Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Rerie, sapaan akrabnya, mengatakan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) memperkirakan tahun 2024 akan menjadi rekor kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia.
Kemenparekraf, kata Rerie, menargetkan kedatangan 14 juta wisman dengan perolehan devisa pada tahun 2024 diperkirakan sekitar 7,38 miliar dolar AS hingga 13,08 miliar dolar AS.
Selain itu, target nilai ekspor ekonomi kreatif tercatat sebesar 27,53 miliar dolar AS.
Berkaca dari capaian pada periode Januari hingga Juni 2023, devisa sektor pariwisata Indonesia tercatat sebesar 6,08 miliar dolar AS dan nilai ekspor ekonomi kreatif pada periode yang sama tercatat sebesar 11,82 miliar dolar AS.
Untuk itu, dalam upaya mengantisipasi perkembangan sektor pariwisata nasional dan dunia yang diperkirakan akan meningkat, Rerie mendorong infrastruktur pariwisata Indonesia terus dikembangkan dan sumber daya manusia yang memadai terus dipersiapkan.
Ia menegaskan, sejumlah kawasan wisata super prioritas yang telah dicanangkan harus benar-benar mampu mengantisipasi peningkatan permintaan yang diperkirakan akan meningkat.
Selain itu, sejumlah destinasi di Tanah Air juga harus mampu melibatkan aktif masyarakat lokal dalam mengelola kawasan wisatanya.
Anggota Komisi pariwisata berlebihan karena kunjungan wisatawan sudah melebihi kapasitas kawasan wisata.
Sementara itu, Indonesia yang memiliki banyak pilihan kawasan wisata yang indah dan menarik harus mampu menerapkan langkah-langkah strategis yang mampu mengatasi potensi kesenjangan sosial antara penduduk lokal dan pendatang, hingga potensi kesenjangan sosial. pariwisata berlebihan Hal ini terdapat di sejumlah kawasan wisata yang ada.Rerie menambahkan, upaya ini memerlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk mampu menghasilkan kebijakan positif bagi sektor pariwisata.
“Kolaborasi ini menghasilkan kebijakan yang mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, menjaga kelestarian lingkungan kawasan wisata, serta infrastruktur yang mendukung pencapaian target sektor pariwisata nasional,” kata Rerie.
Baca juga: Sandiaga Ajak Diaspora Indonesia di Melbourne Dukung Pariwisata Indonesia
Reporter: Laily Rahmawaty
Redaksi : Didik Kusbiantoro
Hak Cipta © ANTARA 2024