Tantrum orang dewasa adalah kemarahan yang tidak terkendali, pahami penyebabnya dan cara mengatasinya
Tantrum merupakan suatu kondisi emosi yang sering dianggap hanya dialami oleh anak-anak. Namun, tidak banyak orang yang menyadari bahwa orang dewasa bisa mengalami tantrum dengan gejala yang berbeda-beda. Penyebab tantrum pada orang dewasa bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Situasi dalam hidup yang dapat menimbulkan stres
Amukan orang dewasa adalah reaksi stres yang mungkin tidak dipahami secara luas. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak situasi yang bisa membuat seseorang merasa stres, seperti masalah dalam hubungan yang tidak seimbang dan kurangnya empati dari orang lain. Kedewasaan dapat membantu dalam menghadapi permasalahan tersebut, karena dengan kedewasaan seseorang dapat lebih bersabar, mengendalikan emosi, dan mencari solusi yang lebih baik.
Ketika seseorang berada dalam hubungan yang tidak seimbang, kedewasaan dapat membantu untuk menghadapi situasi tersebut dengan lebih bijak, yaitu dengan berkomunikasi secara jujur dan terbuka untuk mencari solusi bersama. Kurangnya rasa empati dari orang lain juga dapat menimbulkan stres, namun dengan kedewasaan seseorang dapat belajar mengelola emosi dan tetap tenang dalam menghadapi situasi seperti itu.
Dengan demikian, kedewasaan mempunyai peranan penting dalam mengatasi stres yang timbul akibat berbagai permasalahan kehidupan. Seseorang yang mampu memanfaatkan kedewasaannya dengan baik akan mampu menghadapi situasi stres dengan lebih tenang dan bijaksana.
2. Kesulitan Mengelola Emosi
Kesulitan mengelola emosi bisa memicu tantrum orang dewasa yang tidak terkendali. Untuk mengatasinya, penting untuk memberikan strategi pengendalian emosi yang sehat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengakui dan mengekspresikan emosi secara positif. Dengan mengenali emosi yang dirasakan, seseorang bisa lebih mudah mengelolanya dengan cara yang benar.
Mempraktikkan teknik relaksasi juga sangat penting dalam mengendalikan emosi. Meditasi, teknik pernapasan, atau yoga bisa menjadi pilihan efektif untuk menghilangkan stres dan mengendalikan reaksi emosional.
Selain itu, mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor juga dapat membantu seseorang mengelola emosi dengan lebih baik. Mereka dapat memberikan dukungan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dalam mengendalikan emosi.
Dengan mengenali dan mengelola emosi secara sehat, seseorang dapat terhindar dari tantrum orang dewasa yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya. Melalui penerapan strategi pengendalian emosi, teknik relaksasi, dan bantuan profesional, seseorang dapat mencapai keseimbangan emosi yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Depresi
Depresi merupakan suatu kondisi kesehatan mental yang sering dikaitkan dengan kemarahan. Gejala depresi seperti perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam beraktivitas sehari-hari, berkurangnya energi, perubahan nafsu makan atau tidur, serta perasaan tidak berharga atau bersalah dapat meningkatkan rasa marah pada seseorang yang mengalami depresi.
Tanda-tanda kemarahan yang berhubungan dengan depresi dapat berupa perubahan suasana hati yang tiba-tiba, mudah tersinggung, kesulitan mengendalikan emosi, dan perilaku agresif. Untuk mengelola amarah pada seseorang yang mengalami depresi, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Ini termasuk terapi psikologis, perawatan medis, dan dukungan sosial.