Sleman gerak cepat cegah meluasnya serangan antraks di Prambanan
Selanjutnya pada tanggal 14 Maret 2024 dilakukan pengambilan sampel tanah tambahan di beberapa lokasi di Kalinongko Kidul, untuk mendeteksi sejauh mana penyebaran bakteri antraks. Selain itu juga dilakukan pertemuan lintas sektoral antar pemangku kepentingan mengenai penyakit zoonosis di Kabupaten Sleman.
Suparmono mengatakan dalam waktu dekat akan dilakukan vaksinasi terhadap ternak yang berada di zona kuning, untuk melindungi dan memberikan kekebalan pada ternak yang ada.
“Saat ini kami sedang mengajukan permohonan bantuan vaksin dan sarana penunjang pengendalian penyakit antraks lainnya kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY,” ujarnya.
Dikatakannya, hingga 14 Maret 2024, Kementerian Pertanian, Pangan, dan Perikanan terus mengupayakan dan berupaya memastikan tidak ada lagi kasus hewan ternak yang sakit dan mati akibat penyakit antraks di kawasan Kalinongko Kidul dan sekitarnya.
Upaya lain yang kami lakukan adalah pada tanggal 8 Maret 2024, kami bersama Puskesmas Prambanan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman melakukan penyelidikan epidemiologi (PE)/penyidikan dan memberikan obat kepada masyarakat Kalinongko Kidul yang ikut serta. dalam proses penyembelihan dan menerima paket daging hasil ternak yang disembelih,” ujarnya.
Sebelumnya pada tanggal 8 Maret juga dilakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bersama warga Kalinongko Kidul, Gayamharjo yang intinya segera melaporkan setiap kasus ternak yang sakit/mati kepada petugas Kesehatan Hewan.
Kemudian penanganan ternak yang roboh/mati agar tidak disembelih, daging hasil pemotongan yang masih disimpan warga diambil dan dimusnahkan, serta memastikan untuk sementara tidak ada ternak yang keluar atau masuk ke kawasan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, ” dia berkata.
Selain itu, pada tanggal 10 Maret 2024 Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman serta Puskesmas Prambanan bersama Tim Gegana Polda DIY juga mengambil dan memusnahkan daging yang masih disimpan warga Kalinongko Kidul untuk kemudian dibakar dan disiram. dengan formalin lalu dikubur dan disemen. dan ditulis sebagai kuburan daging antraks.
Reporter: Victorianus Sat Pranyoto
Redaktur: Evi Ratnawati
Hak Cipta © ANTARA 2024