Seminar eco enzim di Bangli mengundang pembicara internasional
Ecoenzyme memiliki beragam manfaat, antara lain sebagai pupuk tanaman, pembersih toilet, pengusir tikus, sabun cuci piring, pembersih sayur, dan obat kumur.
Bangli, Bali (ANTARA) – Seminar dan lokakarya (pelatihan) “Eco Enzyme Save the Earth” di Gedung Bukti Mukti Bhakti Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, menghadirkan pembicara dari luar negeri.“Dalam mensosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat Bangli tentang manfaat dan kegunaan eco enzim, Dinas Lingkungan Hidup Bangli bekerja sama dengan Forum Penggiat Lingkungan Hidup Bali mengadakan seminar dan workshop Eco Enzyme Selamatkan Bumi,” ujar Bupati Bangli Sedana Arta saat membuka seminar tersebut, demikian siaran pers Diskominfo Bangli, Selasa.
Peserta sangat antusias dan bersemangat mengikuti seminar dan workshop ini, karena seminar dibawakan dengan sangat baik oleh narasumber yang berkompeten yaitu Dr. Joean Oon.
Dr Joaean Oon adalah seorang dokter naturopati, homeopati, antroposofis, pelopor gerakan sosial pendidikan kesehatan dan pelestarian lingkungan, serta promotor eco-enzim internasional, Pembina Komunitas Layanan Enzim Tiongkok, Malaysia, Indonesia, Taiwan, Australia dan Selandia Baru, Kepala Pusat Perawatan Naturopati dan Ketua Tim Antroposofi Malaysia.
Bupati Bangli Sedana Arta mengatakan, pihaknya baru mengenal eco enzim cair sekitar satu tahun, kemudian melalui instruksi Bupati Bangli pihaknya menginstruksikan seluruh ASN, BUMD, sekolah dan masyarakat di Bangli untuk membuat cairan eco enzim.
“Sampai saat ini, tahap pertama telah menghasilkan 237 ton cairan eco enzim, dimana 120 ton diantaranya telah dituangkan secara berkala ke perairan Danau Batur. Penuangan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan kecepatan 20 ton per penuangan.
Baca juga: Bangli Raih Rekor MURI atas Penuangan Eco Enzim di Danau Bartur
Baca juga: Pastika Minta Komunitas Eco Enzyme di Bali Bersinergi dengan PemerintahUntuk tahap kedua juga telah disiapkan cairan eco enzim sebanyak 250 ton yang melibatkan seluruh OPD (organisasi perangkat daerah), sekolah, BUMN, BUMD, instansi vertikal, tim advokasi, tim percepatan, pemerintah desa, tim penggerak PKK kabupaten dan desa, serta serta desa adat. , yang akan dituangkan pada tahap penuangan berikutnya.