Sekjen NATO khawatirkan aktivitas spionase Rusia
Berlin (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Jumat (5/4) menyatakan keprihatinannya atas aktivitas mata-mata Rusia di aliansi militer Barat.Menurut Stoltenberg dalam wawancara dengan surat kabar terbesar Jerman, Bild, badan intelijen Rusia telah beroperasi di seluruh negara Eropa selama bertahun-tahun.
“Kami juga melihat adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas mereka, namun tentu saja sekutu NATO memantau dan mengikuti hal ini dengan sangat cermat,” katanya.
NATO, katanya, telah mengambil sejumlah langkah untuk mencegah badan intelijen keamanan Rusia melakukan tindakan ilegal di sekitar atau di dalam negara anggotanya.
Stoltenberg mengatakan bahwa beberapa personel Rusia di masa lalu telah diusir dari markas NATO di tengah tuduhan spionase.
“Kami juga mengusir, misalnya, personel Rusia dari markas NATO karena kami melihat mereka melakukan aktivitas yang sebenarnya bukan pekerjaan diplomatik, melainkan pekerjaan intelijen,” ujarnya.
Rusia membentuk misi diplomatik dengan NATO pada tahun 1998. Misi tersebut dihentikan setelah kerja sama di bawah Dewan NATO-Rusia ditangguhkan pada tahun 2014.
Dalam berita terkait, Stoltenberg memperingatkan Eropa agar tidak mencoba bertindak sendiri dalam bidang pertahanan setelah komentar calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump memicu perdebatan baru mengenai apakah benua tersebut dapat terus mengandalkan perlindungan dari Amerika Serikat.