NEWS

Berita Trending Terupdate

UmumUnik

Prabowo membantah program gizi yang diusungnya merupakan bisnis yang menggiurkan

Ini bukan tentang menggoda, ini tentang kita. Ini adalah masalah ‘kebutuhan’. Ini soal masa depan bangsaJakarta (ANTARA) – Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto membantah anggapan program perbaikan gizi yakni pembagian susu dan makan siang gratis untuk pelajar dan santri serta bantuan gizi untuk ibu hamil adalah bisnis yang menggiurkan. .Prabowo menyebut program prioritasnya adalah sebuah keniscayaan (kebutuhan) untuk menghapus pengerdilan dan menciptakan generasi masa depan yang bergizi baik dan bangsa yang produktif.

“Ini bukan tentang menggoda, ini tentang kita. Ini tentang kebutuhan. Ini soal masa depan bangsa, kata Prabowo saat menjawab pertanyaan pengurus PWI Pusat dalam acara dialog di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Kamis.

Lanjutnya, Indonesia saat ini mempunyai nilai akademis yang cukup rendah di tingkat dunia, salah satunya diukur dalam pemeringkatan PISA (Program for International Student Assessment).

“Kalau sekarang kita cek angka akademik anak kita yang diukur dengan PISA, mungkin kita akan sedih. Saya dengar, nanti tolong dicek, di 1.000 universitas terbaik dunia, kita belum tahu apakah ada universitas (dari) Indonesia yang masuk atau tidak,” kata Prabowo.

PISA merupakan program yang dibuat oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang merupakan studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan di 81 negara di dunia.

Baca juga: Prabowo yakin APBN mampu membiayai IKN dan memberikan susu gratis

Baca juga: Prabowo Bergabung ke Jokowi Bukan ‘chemistry’, Karena Punya Visi dan Misi yang Sama

Setiap 3 tahun sejak tahun 2000, siswa berusia 15 tahun dari sekolah yang dipilih secara acak mengikuti tes membaca, matematika, dan sains. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA sejak program ini pertama kali dimulai pada tahun 2000.

Hasil evaluasi PISA terkini, nilai tes membaca, matematika, dan sains Indonesia masih di bawah rata-rata, yakni matematika 366 dari rata-rata 472, membaca 359 dari rata-rata 476, dan sains 383 dari rata-rata 485. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *