NEWS

Berita Trending Terupdate

KasusotomotifUmumUnik

Pengertian Kata Kerja Bahasa Jepang, Ketahui Perubahan Bentuk dan Penggolongannya


Kata kerja bahasa Jepang, atau dalam bahasa Jepang disebut “doushi”, merupakan bagian penting dalam pembentukan kalimat dalam bahasa Jepang. Kata kerja ini mempunyai beberapa bentuk dan kelompok yang perlu kita pahami. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang perubahan verba dalam bahasa Jepang, kelas verba dan contohnya, serta verba dengan akhiran -masu dan contohnya. Dengan memahami konsep dan bentuk kata kerja dalam bahasa Jepang, pembelajar bahasa Jepang akan mampu menggunakan kata kerja dengan lebih tepat dan akurat dalam percakapan sehari-hari. Yuk, baca artikel ini lebih lanjut untuk lebih memahami bentuk kata kerja dalam bahasa Jepang!

1. Bentuk Dasar

Bagian selanjutnya akan membahas bentuk dasar kata kerja dalam bahasa Jepang. Pada bagian ini, kami akan menjelaskan bagaimana bentuk dasar kata kerja digunakan dalam kalimat dan bagaimana mengidentifikasi bentuk dasar tersebut.

Untuk menulis bagian ini, pastikan untuk menyertakan penjelasan singkat tentang bentuk kata kerja dasar dalam bahasa Jepang, dan bagaimana bentuk dasar tersebut digunakan dalam pembentukan kalimat. Misalnya bentuk dasar suatu kata kerja merupakan bentuk dasar yang tidak berubah dan digunakan sebagai dasar pembentukan bentuk lain.

Beberapa contoh kalimat dalam bahasa Jepang yang menggunakan bentuk dasar kata kerja antara lain:

q.食べる。Taberu. (Saya makan.)

b.書く。Kaku. (Dia menulis.)

c.走る。Hashiru. (Anak-anak berlari.)

d.泳ぐ。Oyogu. (Kita berenang.)

f.聞く。Kiku. (Dia bertanya.)

Penambahan bentuk kata kerja dasar pada artikel ini akan membantu pembahasan berbagai aspek penting kata kerja bahasa Jepang, sesuai dengan kata kunci yang telah ditentukan.

2. Bentuk Negatif

Bentuk negatif dalam tata bahasa Jepang disebut sebagai “Bentuk Nai”. Untuk membentuk kata kerja dalam bentuk negatif, kita perlu menambahkan akhiran “nai” setelah bentuk dasar kata kerja tersebut. Misalnya, kata kerja “taberu” (makan) akan menjadi “tabenai” (tidak makan) dalam bentuk negatif.

Berikut beberapa contoh kalimat dalam bahasa Jepang yang menggunakan kata kerja bentuk negatif:

a.食べない。Tabenai. (Saya tidak makan.)

b.行かない。Ikanai. (Dia tidak pergi.)

c.読まない。Yomanai. (Kami tidak membaca.)

d.見ない。Minai. (Mereka tidak melihat.)

e.書かない。Kakanai. (Saya tidak menulis.)

Dengan menggunakan Nai Form, kita dapat menyatakan tindakan yang belum atau tidak akan dilakukan. Tata bahasa Jepang memerlukan penggunaan Bentuk Nai untuk menyampaikan kalimat negatif. Dengan memahami konsep ini, kita dapat memahami dan menggunakan kata kerja dalam bentuk negatif dengan benar.

3. Bentuk Imperatif

Dalam bahasa Jepang, bentuk imperatif digunakan untuk memberikan perintah atau instruksi langsung kepada seseorang. Pola kalimat bentuk imperatif ini adalah menggunakan bentuk dasar kata kerja tanpa mengubah apa pun. Misalnya ketika seseorang ingin memberi perintah duduk, maka kata kerja “duduk” akan tetap menggunakan bentuk dasarnya yaitu “suwatte”.

Beberapa contoh kalimat berbentuk imperatif dalam bahasa Jepang adalah sebagai berikut:

a.食べろ。Tabero. (Makan.)

b.書け。Kakek. (Tuliskan.)

c.開け。Ake. (Buka.)

d.走れ。Hashire. (Berlari.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *