Pendaki Indonesia taklukkan puncak Eiger dalam 16 hari
Namun saat berada di Desa Zermatt yang merupakan desa terdekat dengan Matterhorn, cuaca kembali tidak berjalan sesuai rencana, dengan turunnya badai salju.
“Dari Zermatt datang badai salju besar dan menghalangi kami di tengah jalur, tepatnya di Solvayhuette. Terlalu berbahaya untuk melanjutkan perjalanan ke puncak Matterhorn. Akhirnya kami kembali ke Zermatt,” kata Iwan.
Penaklukan Eiger
Setelah tiga hari pemulihan fisik dan mental, empat pendaki Indonesia kembali melanjutkan misi ketiga yakni Gunung Eiger di ketinggian 3.967 meter di atas permukaan laut.
Menurut Iwan, Gunung Eiger secara teknis merupakan salah satu pendakian tersulit di dunia.
“Kami mencoba jalur pertama menuju puncak Eiger lewat Heckmair, namun pijakan di es tembok Eiger sepanjang jalur Heckmair terus runtuh akibat cuaca panas. Akhirnya kami ganti rute lewat West Flank. Kondisi tempat salju turun Pencairan es akibat suhu panas juga terjadi di jalur Sisi Barat, namun “Jalur tersebut tidak seberbahaya jalur Heckmair,” kata Iwan.
Bebatuan tajam diinjak dan dipegang erat, tangan dan kaki menggenggam es dan memanjat secara vertikal, mendaki lereng Eiger dengan teknik, serta standar keselamatan yang tinggi. Empat pendaki Indonesia menggunakan peralatan teknis yang membutuhkan jam terbang tinggi pada pendakian berbahaya.
Hingga akhirnya dua orang pendaki yaitu Iwan “Kwecheng” Irawan dan Nurhuda berhasil mencapai puncak Gunung Eiger.
“Pada hari Rabu tanggal 6 September 2023 pukul 13.50 waktu Swiss, Merah Putih berhasil terbang melintasi puncak Gunung Eiger 3.967 meter di atas permukaan laut, salah satu gunung tersulit dan berbahaya di dunia. Terima kasih atas dukungan dan doa dari teman-teman semuanya, termasuk pendukung Wanadri dan Eiger,” kata Iwan.
Setelah mencapai puncak Eiger, suatu malam dihabiskan untuk memulihkan diri dan mendirikan bivak gantung di lereng berbatu Eiger. Setelah anggota tim yang cedera perlahan pulih, keempat pendaki asal Indonesia tersebut berhasil turun ke kaki pegunungan Alpen pada Kamis (7/9) pukul 14.00.
“Ekspedisi belum selesai, masih ada beberapa upaya lagi untuk menyelesaikan misi Alpine Trilogy. Kami mohon doa dan dukungannya agar keempat pendaki asal Indonesia di Pegunungan Alpen selalu diberikan perlindungan, keselamatan dan kesehatan hingga kembali ke Indonesia,” kata Iwan.*
Baca juga: Demi Green Tourism, Pelajar Jakarta Daki 35 Gunung di Indonesia
Baca juga: Sampah Lebih dari Satu Ton Diangkut dari Jalur Pendakian Gunung Gede-Pangrango