Ketua DPRD Bogor mengarahkan pemerintah kabupaten belajar pengelolaan sampah dari Kota Solo
Asmawa Tosepu menyadari, tidak semua truk sampah milik Pemkab Bogor dalam kondisi laik jalan. Dia memastikan secara bertahap sarana dan prasarana akan diperbaiki dan diganti dengan yang baru.
Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk mempercepat pengoperasian TPPAS Nambo. Mudah-mudahan tahun ini bisa digunakan, kata Asmawa.
Saat ini DLH mencatat terdapat 353 bank sampah dan 32 Eco Village serta 144 Desa Ramah Lingkungan (KRL) yang tersebar di Kabupaten Bogor.
“Karena armada pengangkut sampah sangat minim, maka perlu juga tindakan nyata masyarakat untuk mengolah sendiri sampahnya,” ujarnya lagi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor Soebiantoro mengungkapkan produksi sampah di Kabupaten Bogor mencapai 2.800 ton per hari. Sedangkan daya dukung sampah DLH Kabupaten Bogor hanya berkisar 700 ton per hari.
Dengan kata lain, masih ada sekitar 2.150 ton sampah, baik yang berasal dari rumah tangga, restoran, perkantoran, dan industri, yang tidak diangkut dengan truk besar berwarna kuning milik Pemkab Bogor. Karena itu, tumpukan sampah banyak dijumpai di pinggir jalan di Bumi Tegar Beriman.
Sebab, armada truk sampah DLH hanya berjumlah sekitar 200 unit. Sedangkan jumlah truk sampah yang ideal di Kabupaten Bogor adalah sekitar 600 unit dengan asumsi satu truk melayani 10 ribu warga.
“Sampai saat ini belum semuanya terangkut karena luas wilayah kita dan jumlah penduduk yang sangat besar. Yang belum terangkut perlu perawatan lebih lanjut,” kata Soebiantoro.
Baca juga: DLH Bogor akan mengangkut tumpukan sampah hingga dua meter di Bojonggede
Baca juga: Gibran Pamer Kesuksesan Kelola Sampah Saat Kampanye di Bogor
Wartawan : M Fikri Setiawan
Redaksi : Budisantoso Budiman
Hak Cipta © ANTARA 2024