Kepala geng Haiti ancam kobarkan perang sipil jika PM tidak mundur
Bogota (ANTARA) – Ketua geng Haiti dan mantan polisi, Jimmy “Barbecue” Cherizier, pada Rabu (6/3) memperingatkan kemungkinan terjadi “perang saudara” jika Perdana Menteri Ariel Henry tidak mengundurkan diri.“Jika Ariel Henry tidak mengundurkan diri, jika komunitas internasional terus mendukungnya, kita akan mengobarkan perang saudara yang akan berujung pada genosida,” kata Cherizier.
Geng Cherizier telah mencoba beberapa kali untuk merebut bandara utama Port-au-Prince untuk menghentikan kembalinya Henry dari luar negeri. Geng ini juga menyerang penjara, kantor polisi, menteri dan sasaran strategis lainnya.
Tiga hari setelah Henry menandatangani perjanjian bilateral di Kenya untuk menyelesaikan rincian pengerahan 1.000 petugas polisi Kenya untuk mengambil kembali kendali atas negara yang bermasalah itu, perdana menteri tampaknya mendarat dengan selamat di San Juan, Puerto Riko.
Hingga saat ini Henry masih berada di kota itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah meminta Henry untuk mundur dari jabatannya dan “melangkah maju dalam proses politik menuju pembentukan dewan transisi presiden yang akan mengarah pada pemilihan umum.”
Henry, yang berkuasa sejak 2021, telah menunda pemilu yang dijanjikan.
Pertempuran sengit antara polisi dan geng bersenjata terjadi di Haiti sejak akhir pekan.
Selama insiden tersebut, lebih dari 4.500 narapidana melarikan diri dari dua penjara, termasuk anggota geng serta mereka yang ditangkap sehubungan dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021.
Setelah kelompok bersenjata, yang menguasai 80 persen ibu kota negara, membebaskan ribuan narapidana dari penjara, pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat selama 72 jam.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk melaporkan pada hari Rabu bahwa 1.193 orang telah terbunuh sejak awal tahun ini dan 692 lainnya terluka akibat kekerasan geng.