Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan: Keputusan Presiden tentang insentif tambahan untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik
“Melihat tren peningkatan permintaan EV global, industri otomotif Indonesia perlu segera bertransformasi dan memanfaatkan peluang tren global tersebut. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk menjadi pusat produksi dan rantai pasokan kendaraan ramah lingkungan di Tenggara. Asia,” tambah Rachmat.
Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), penjualan mobil listrik global kini mencapai 14 persen dari total penjualan mobil global. Angka tersebut melonjak dari 3 juta mobil listrik pada tahun 2020 menjadi 10 juta mobil listrik pada tahun 2022.
Sayangnya, saat ini kapasitas produksi EV Indonesia tertinggal dibandingkan negara tetangga. Tercatat kapasitas produksi Indonesia mencapai 34.000 unit mobil, 2.480 unit bus, dan 1,45 juta unit sepeda motor per tahun. Sedangkan kapasitas produksi kendaraan listrik di Thailand mencapai hingga 240.000 unit per tahun.
Indonesia menargetkan dua juta mobil penumpang listrik dan 13 juta sepeda motor listrik beredar di jalan pada tahun 2030.
Untuk mencapai target tersebut dan memastikan kelancaran implementasi paket insentif tambahan, pemerintah saat ini sedang berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan dan harmonisasi regulasi teknis.
Sebelumnya, pemerintah telah mencanangkan insentif fiskal dan nonfiskal bagi konsumen dan produsen. Salah satu bentuk insentifnya adalah diskon Rp7 juta bagi masyarakat yang membeli sepeda motor listrik baru dan memenuhi 40 persen kebutuhan komponen lokal.
Baca juga: Kemenko Kelautan dan Perikanan: Industri baterai EV penting untuk mencapai target TKDN
Baca juga: Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan Sebut Faktor Pilihan Merek Menentukan Minat Pasar Molis
Baca juga: Melonggarkan target TKDN memberi ruang bagi industri mobil listrik untuk berkembang
Wartawan : Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Hak Cipta © ANTARA 2023