NEWS

Berita Trending Terupdate

UmumUnik

Kementerian ESDM mengungkap beberapa peluang bisnis baru dari upaya penurunan emisi

Ia pun memberi gambaran, misalnya pemerintah menetapkan pada tahun 2023 emisi PLTU sebesar 1.050 gram CO2.

“Jadi kalau emisinya 1.100, dia harus turunkan jadi 1.050. Bagaimana cara dia menurunkannya? Dia sebenarnya bisa menghemat energi, supaya nanti emisinya bisa turun, konsumsi batu barunya turun, emisinya turun. turun.

Baca juga: Paviliun Indonesia Bahas Berbagai Upaya Penurunan Emisi Karbon

tapi ada cara cepat, beli saja carbon credit yang berasal dari PLTU yang emisinya dibawah 1.050, beli dari situ. “Ini yang saya sebut cap and trade,” kata Dadan.

Selanjutnya peluang bisnis baru lainnya adalah melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Kementerian ESDM menyampaikan EBT semakin penting untuk mengembangkan perekonomian global dan mengurangi dampak perubahan iklim serta menjaga ketahanan energi.

Mengacu pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik ramah lingkungan (RUPTL), pengembangan EBT akan menghasilkan total investasi sekitar 55,18 miliar dolar AS, membuka 281.566 lapangan kerja baru, dan mengurangi emisi GRK sebesar 89 juta ton CO2e.

Baca juga: Menteri Siti: Langkah Indonesia Atasi Perubahan Iklim Sudah Konkret

Kemudian, Dadan juga mengungkapkan, peluang bisnis baru di sektor ESDM juga bisa muncul dari penerapan teknologi carbon capture utilization storage/carbon capture pemanfaatan penyimpanan (CCS/CCUS).

“Yang dimaksud dengan CCS adalah CO2 itu ditangkap, misalnya CO2 dari pembangkit listrik ditangkap, CO2 itu diambil dan dibawa lalu dimasukkan ke dalam perut bumi dan disimpan di sana selamanya. Apakah nanti kita izinkan, untuk contoh dari jepang bawa CO2 ke sini? ini lagi ramai diperbincangkan, mereka pasti “membayar biar jadi bisnis baru. Itu yang saya sampaikan nanti, ini akan menjadi peluang bisnis bagi CCS karena kita punya potensi yang begitu besar,” ujarnya.

Baca juga: Indonesia jelaskan kemajuan aksi iklim di COP28

Dadan mengatakan berdasarkan informasi terkini, Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon hingga 500 giga ton CO2.

“Itu berarti 500 miliar ton CO2. Emisi PLN sekarang berkisar 300-340 juta. Secara nasional, sektor ESDM mengeluarkan sekitar 600 (juta). Jadi, cukup untuk sekitar 900 tahun jika hanya digunakan” untuk ESDM. Jadi, ini bisa menjadi lapangan usaha baru dan sudah kita masuki dan sekarang mulai kita terapkan,” ujarnya.

Reporter : Benardy Ferdiansyah
Editor: Bagus Susilo
Hak Cipta © ANTARA 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *