Kemenkes perluas deteksi dini kardiovaskular gratis hingga RT/RW
“Saat ini angka skrining tertinggi berkisar 8 juta orang berusia 15-29 tahun, 30-39 tahun 5,6 juta, 40-49 tahun 6 juta, 50-59 tahun 5 juta, 60 tahun lebih hanya 4 juta orang. ,” dia berkata.
Jika melihat capaian penjaringan kesehatan di tingkat provinsi, kata Eva, NTB mencapai angka tertinggi yakni 48 persen, Banten 39,2 persen, dan Gorontalo 34,3 persen dari rata-rata nasional sebesar 16,4 persen.
“Provinsi terendah ada di Papua, Yogyakarta, Bali, Papua Barat, Kalimantan Utara,” ujarnya.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Obesitas di Indonesia Melonjak dalam 10 Tahun Terakhir
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang mendapat perhatian khusus karena merupakan ancaman global dan merupakan penyakit yang berperan besar sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis 17,8 juta orang di dunia meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Sekitar 651.481 kematian terjadi di Indonesia yang terbagi atas stroke dengan 331.349 kematian, penyakit jantung koroner dengan 245.343 kematian, dan hipertensi dengan 50.620 kematian per tahun.
Penyebabnya karena gaya hidup dan perilaku yang tidak sehat seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, dan turut menyebabkan beberapa masalah, terutama konsumsi gula, garam, dan lemak, ujarnya.
Hari Jantung Sedunia diperingati setiap tanggal 29 September. Tema global tahun ini adalah “Gunakan Hati, Kenali Hati”, sedangkan tema nasional adalah “Kenali Jantung Sehat Anda, Cintai Hidup Anda”.
Baca juga: Pola makan vegetarian dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Wartawan : Andi Firdaus
Redaktur: Risbiani Fardaniah
HAK CIPTA © ANTARA 2023