Kemenkes: Bandung butuh 5,4 juta telur nyamuk ber-Wolbachia per pekan
Jumlah ember berisi telur nyamuk minimal harus mencapai 10 persen populasi Aedes aegypti di wilayah tersebut dan pendistribusiannya dilakukan sebanyak 12 kali. Satu persebarannya diasumsikan hanya 1 persen dari populasi nyamuk.
Universitas Gajah Mada, Yayasan Tahija dan Universitas Monesh telah bekerja sama melakukan inovasi program pengendalian demam berdarah menggunakan teknologi nyamuk Wolbachia selama kurang lebih 10 tahun.
Wolbachia merupakan bakteri alami, simbion yang umum ditemukan pada hewan arthropoda, dengan mekanisme penghambatan replikasi virus dengue yang diperankan oleh Wolbachia.
Hasil penelitian tersebut mampu menurunkan angka kejadian (IR) demam berdarah sebesar 77 persen dan menurunkan risiko rawat inap sebesar 86 persen.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan adopsi teknologi Wolbachia dengan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di lima kota yaitu Semarang, Bontang, Jakarta Barat, Kupang, dan Kota Bandung.*
Baca juga: Kemenkes: Edukasi PSN dan Sosialisasi Wolbachia Jadi Tantangan Atasi DBD
Baca juga: Kementerian Kesehatan bertujuan menurunkan kasus DBD melalui penyebaran nyamuk ber-Wolbachia
Wartawan : Andi Firdaus
Redaktur : Erafzon Saptiyulda AS
Hak Cipta © ANTARA 2024