NEWS

Berita Trending Terupdate

UmumUnik

“Jalan Tikus” menembus hutan Jakarta

Jalur alternatif juga seringkali menjadi prioritas dalam manajemen lalu lintas, terutama jika dilakukan pengalihan jalan.

Dampaknya, volume kendaraan di jalur alternatif juga semakin meningkat.

Oleh karena itu, banyak warga kelurahan di Jakarta yang wilayah tempat tinggalnya sering dijadikan jalur alternatif merasa tidak puas dengan kondisi lingkungannya yang semakin bising dan padat akibat lalu lintas kendaraan.

Mereka terpaksa mengorbankan kenyamanan yang pernah mereka nikmati demi kebaikan bersama.

Seperti yang diungkapkan Kirman, warga Gang Langgar, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Setiap pagi gang rumahnya selalu ramai dengan sepeda motor menuju Jalan MT Haryono.

“Saya suka berisik dan tidak nyaman, kadang saya bilang hati-hati, banyak orang lewat, pelan-pelan,” kata Kirman.

Namun Kirman dan warga sekitar selalu menerima hal tersebut. Mereka sadar bahwa tempat tinggal mereka cukup dekat dengan jalan-jalan utama di ibu kota.

Keluhan serupa juga disampaikan Dwi, warga Ciracas, Jakarta Timur. Ia mengatakan, banyak kendaraan yang melewati Terowongan Ceger yang terletak di kawasan Kampung Rambutan dan berada tepat di bawah Tol Jagorawi.

“Waktu saya lewat sana, saya cuma mikir-mikir, banyak orang ngebut,” kata Dwi.

Jalan sempit ini menjadi akses alternatif yang selalu ramai dikunjungi pengendara sepeda motor karena menghubungkan Kecamatan Cipayung dan Ciracas.

Keamanan dan keselamatan warga negara

Menurut Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga, Pemprov DKI Jakarta, Dinas Perhubungan DKI, dan Polda Metro Jaya perlu melakukan evaluasi terhadap jalan tikus di Jakarta.

Hal ini harus mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan warga yang berada di sepanjang jalan tikus tersebut karena jalan tersebut tidak bisa dianggap sebagai jalan umum.

Solusi yang ditawarkan, lanjut Nirwono, pertama dengan membuka dan menutup jalan alternatif, misalnya pada pagi dan sore hari, dengan pengawasan petugas Dinas Perhubungan dan Polisi Lalu Lintas. Hanya warga yang memiliki stiker khusus yang boleh masuk ke jalan tersebut.

Kedua, pengendara sepeda motor juga perlu diberikan edukasi mengenai perbedaan jalan tikus dan jalan umum. Hal ini penting agar jika ada jalan tikus yang dibuka atau ditutup, pengemudi dapat memahaminya dan mengikuti instruksi yang diberikan.

Ketiga, Pemerintah perlu mendorong masyarakat agar beralih ke transportasi massal atau angkutan umum sebagai pilihan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Keberadaan jalan tikus di perkotaan Jakarta masih menjadi topik penting yang menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan mobilitas dan mengurangi kemacetan.

Upaya Pemerintah meninjau kembali keberadaan dan regulasi jalan tikus serta mendorong penggunaan transportasi massal merupakan langkah yang diharapkan dapat memberikan solusi terhadap tantangan lalu lintas di Ibu Kota Jakarta.

Redaktur: Achmad Zaenal M
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *