CGTN: Tiongkok memperluas reformasi dan kebijakan pintu terbuka, menarik minat investor global
Kerja sama memainkan peran penting dalam kesejahteraan global
Zhao juga menyatakan optimismenya terhadap perkembangan Asia di forum tersebut, dan dia menilai Asia sebagai kawasan yang “paling dinamis dan menjanjikan” di dunia. Namun, ia juga memperingatkan bahwa proteksionisme dan pola pikir perang dingin menghalangi beberapa negara untuk melakukan pembangunan, serta mendorong dunia menuju perpecahan dan konfrontasi.
Laporan yang diterbitkan BFA Academy Selasa lalu memperkirakan perekonomian Asia akan mempertahankan pertumbuhan positif pada tahun 2024, dan berkontribusi 49% terhadap PDB dunia. Laju pertumbuhan Asia juga diproyeksikan sebesar 4,5%.
Meskipun pertumbuhan Asia menghadapi sejumlah tekanan dari perlambatan ekonomi dunia, konflik geopolitik, dan faktor lainnya, sejumlah faktor positif, termasuk semakin pesatnya perdagangan digital, pemulihan sektor pariwisata, dan perkembangan integrasi ekonomi regional, seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, akan membawa angin baru bagi sektor perdagangan dan investasi Asia, demikian proyeksi laporan tersebut.
Zhao menekankan bahwa perdamaian adalah syarat bagi pembangunan Asia di tengah ancaman keamanan global yang saling berhubungan dan kompleks. Oleh karena itu, ia mendorong negara-negara Asia untuk tetap bersatu, bekerja sama melawan unilateralisme dan arogansi, menentang konfrontasi antar kubu, dan mencegah Asia dan dunia menjadi arena pertarungan geopolitik.
Pada Forum Boao 2022, Tiongkok merekomendasikan Inisiatif Keamanan Global yang mempromosikan visi keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan. Pada tahun 2021, Tiongkok juga memprakarsai Inisiatif Pembangunan Global yang mendorong globalisasi, multilateralisme, dan perdagangan bebas, guna membangun dunia yang adil, setara, terbuka, dan inklusif.
“Tidak ada negara yang bisa berkembang sendirian,” kata Zhao. Ia juga menambahkan, “Kita harus menentang proteksionisme dunia usaha dan segala upaya untuk menciptakan hambatan perdagangan, kebijakan isolasionis, dan menghambat rantai pasokan. Sebaliknya, kita harus berbagi peluang dalam kebijakan pintu terbuka, dan mencari hasil yang saling menguntungkan melalui kerja sama.”
Reporter: Kawat PR
Editor: Kawat PR
Hak Cipta © ANTARA 2024