Berkolaborasi dengan akademisi untuk mengembangkan pariwisata pascapandemi
Studi dampak sosio-ekonomi ini juga menyoroti dampak Traveloka dalam memungkinkan mitranya di Indonesia membuka akses ke pasar global baru dan berinovasi untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.
Sebanyak 86 persen pelaku bisnis yang mengikuti studi ini setuju bahwa Traveloka membantu mempercepat pertumbuhan bisnis di sektor perjalanan dan pariwisata, makanan dan minuman, serta gaya hidup.
Responden mengatakan mereka mengalami pertumbuhan penjualan rata-rata 50 hingga 75 persen setelah bermitra dengan Traveloka.
Studi tersebut juga mencatat bahwa 67 persen pelaku usaha yang berbasis di destinasi yang kurang dikenal melaporkan tren positif peningkatan kunjungan ke usahanya setelah bermitra dengan Traveloka.
Pada kesempatan itu, Traveloka juga memperkenalkan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) kepada mitra bisnis lokal. Sejak tahun 2022, Traveloka telah mengadakan pelatihan sertifikasi GSTC bagi para pelaku pariwisata, khususnya mitra di industri akomodasi.
Saat ini, sebanyak 110 mitra akomodasi di tiga negara di Asia Tenggara telah mengikuti serangkaian sesi pelatihan yang diadakan Traveloka.
Berdasarkan survei internal terhadap pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan, ditemukan bahwa 88 persen pengguna yang disurvei di Indonesia mengapresiasi opsi untuk mengimbangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka.
Selain itu, 80 persen responden mengatakan mereka cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik berkelanjutan.
“Traveloka siap berkolaborasi dengan mitra akademisi dan instansi pariwisata untuk meningkatkan kualitas industri pariwisata, baik dalam meningkatkan kualitas sumber daya di ranah digitalisasi pariwisata, serta mendorong kemitraan dengan para pelaku usaha perjalanan dan pariwisata,” tutup Caesar.
Baca juga: Traveloka Menjadi Anggota Afiliasi UNWTO
Wartawan: Fathur Rochman
Redaktur : Siti Zulaikha
Hak Cipta © ANTARA 2023