Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara, begini cara kerjanya
Sejarah penemuan barometer didasarkan pada kontribusi penting seorang fisikawan Italia bernama Evangelista Torricelli. Torricelli lahir pada tanggal 15 Oktober 1608 di Faenza, Italia. Torricelli pernah bekerja sebagai sekretaris ilmuwan terkenal Galileo Galilei, hingga akhirnya menggantikannya sebagai ahli matematika dan profesor matematika setelah Galileo meninggal pada tahun 1641. Salah satu prestasi penting Torricelli adalah penemuan barometer air raksa pada tahun 1643.
Istilah “barometer” sendiri diperkenalkan oleh seorang ilmuwan alam Irlandia bernama Robert Boyle antara tahun 1665 hingga 1666. Kata “barometer” berasal dari bahasa Yunani, dengan “baros” berarti berat dan “metron” berarti mengukur, sehingga “barometer” berarti sebuah ukuran berat udara. .
Eksperimen Torricelli, yang dikenal sebagai “Eksperimen Torricelli”, melibatkan penggunaan tabung kaca sepanjang kurang lebih 1 meter yang diisi air raksa dan kemudian menghadap ke atas. Setelah menutup ujung tabung dengan ibu jarinya, ia membalikkan tabung tersebut, melepaskan ibu jarinya, dan menurunkan ujung tabung tersebut ke dalam wadah berisi air raksa.
Hasilnya adalah munculnya “kekosongan” udara di bagian atas tabung, yang kemudian disebut sebagai “kekosongan Torricelli”. Torricelli memperhatikan bahwa ketinggian air raksa di dalam tabung selalu berubah, dan hal inilah yang akhirnya mengungkapkan bahwa perubahan tersebut berkaitan dengan tekanan udara. Ketinggian air raksa ini selalu berada pada kisaran 76 cm dan merupakan pengukuran tekanan atmosfer pertama yang dikenal sebagai satu atmosfer.