Bank Dunia merekomendasikan agar Indonesia memperkuat kebijakan perdagangan ramah lingkungan
Intensitas karbon dalam perdagangan Indonesia berhasil ditangani sejak 2005Jakarta (ANTARA) – Bank Dunia merekomendasikan agar Indonesia memperkuat kebijakan perdagangan yang mengarah pada transformasi hijau.Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang baik dalam memanfaatkan perdagangan untuk transformasi hijau, namun memerlukan penguatan untuk mengatasi beberapa tantangan yang menghambat transformasi tersebut.
“Intensitas karbon dalam perdagangan Indonesia telah dikelola dengan baik sejak tahun 2005. Namun, Indonesia dari segi daya saing dan ekspor barang dan teknologi ramah lingkungan belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Hal ini memerlukan tindakan lebih lanjut,” kata Kahkonen pada Strategic Issues Forum on Perdagangan Menuju Keberlanjutan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan Indonesia. Pertama, meningkatnya permintaan global dan domestik terhadap barang dan teknologi ramah lingkungan memberikan peluang yang signifikan bagi Indonesia.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk melakukan diversifikasi produk ramah lingkungan dengan kompleksitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan potensi tersebut untuk memberikan manfaat dari sisi ekonomi dan mengatasi isu perubahan iklim.
Kedua, sektor swasta merupakan kunci dalam penerapan diversifikasi produk ramah lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat kebijakan yang dapat memfasilitasi pihak swasta dengan teknologi berkualitas tinggi dengan biaya rendah.