Balai Bahasa Jawa Tengah : Memelihara bahasa daerah dengan menggunakannya
Ungaran (ANTARA) – Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Syarifuddin mengingatkan strategi utama pelestarian bahasa, termasuk bahasa daerah, adalah dengan memanfaatkannya.“Strategi utama menjaga bahasa adalah penuturnya. Kami lembaga bahasa, departemen bahasa, bergerak masif, tapi kalau penuturnya tidak mau ya tidak bisa,” ujarnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu. .
Hal itu disampaikan Syarifuddin saat Bimbingan Teknis Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jawa Tengah yang berlangsung pada 28 Februari hingga 4 Maret 2024.
Menurutnya, guru bahasa daerah tidak hanya dituntut untuk mengajar siswanya di sekolah, tetapi juga mampu mewariskan bahasa daerah kepada keturunannya.
“Kalau pelajaran bahasa daerah di sekolah kita pakai bahasa Jawa, di rumah kita juga pakai bahasa Jawa. Kalau penuturnya terus intensif menggunakan bahasa itu, aman,” ujarnya.
Baca juga: Pusat Bahasa Jawa Tengah: Pergeseran Nama Khas Ancaman Bahasa Daerah
Oleh karena itu, Balai Bahasa Jawa Tengah terus memberikan penguatan dengan mengajak para penutur untuk mempunyai sikap positif terhadap bahasa daerahnya.
“Bagaimana dengan penutur yang tidak mengembangkan sikap positif terhadap bahasa daerah? Dia tidak akan menggunakannya. Kalau dia mencintai bahasa daerahnya pasti akan menggunakannya,” ujarnya.
Sebagai orang Bugis, Syarifuddin mencontohkan untuk tetap menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi dengan keluarganya, termasuk saat berada di kampung halaman.
“Itu sebenarnya salah satu bentuk pemertahanan bahasa. Salah satu strateginya adalah dengan menggunakannya. Meski saya diserang orang Jawa, tapi setiap saya berkomunikasi dengan keluarga, di kampung halaman saya selalu menggunakan bahasa ibu,” ujarnya.