Alergi air, wanita ini menceritakan bagaimana dia menghindari air dalam hidupnya
Tessa Hansen-Smith, dari California, adalah satu dari sedikit orang yang menderita alergi langka ini. Menurut Allergy Asthma Network, penyakit ini pertama kali tercatat pada tahun 1964. Aquagenic urticaria bisa dipicu oleh berbagai jenis air, antara lain hujan, salju, air tawar, air laut, keringat, bahkan air mata.
Perjalanan Tessa dengan alergi yang tidak biasa ini dimulai saat dia berusia delapan tahun. Dia memperhatikan ruam dan luka di kulitnya setiap kali dia terkena air. Awalnya dokter berasumsi produk mandi seperti sabun dan sampo adalah penyebabnya, namun masalahnya tidak kunjung hilang.
Hanya setelah dua tahun pengujian intensif oleh berbagai dokter, ibunya, Dr. Karen Hansen-Smith, seorang dokter perawatan keluarga, menemukan bahwa putrinya memiliki alergi terhadap air. Reaksi Tessa terhadap air menjadi lebih kompleks seiring bertambahnya usia.
Matanya mulai gatal, lidahnya tergores, dan mulutnya gatal setiap kali terkena air. Minuman dengan kandungan air yang tinggi dapat menimbulkan sensasi terbakar di mulut, sehingga ia memilih susu sapi sebagai alternatif karena kandungan lemak dan proteinnya seimbang dengan kandungan airnya.