Jakarta (ANTARA) – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM) Yasonna H. Laoly menyatakan akan mewaspadai dugaan pelanggaran HAM terkait banyaknya pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia.
Meski banyak pengungsi yang ditolak warga setempat, namun mereka tetap akan mengambil tindakan jika ditemukan pelanggaran HAM seperti sindikat penyelundupan imigran.
“Memang ini sindikat, (ada yang) ditangkap polisi. Namun kita juga berharap kedepannya bisa terhindar dari hal tersebut, karena mereka juga menjadi korban mafia yang menculiknya,” kata Yasonna. selama peringatan. Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/12) malam.
Menurutnya, ada pengungsi yang menjual harta bendanya lalu datang ke sini dengan janji kehidupan yang lebih baik.
Diakui Yasonna, kedatangan pengungsi meresahkan sejumlah warga sekitar, khususnya di Aceh dan Sumut. Sehingga pihaknya akan mencari cara terbaik bersama instansi terkait untuk menyelesaikan masalah ini, dengan tetap memperhatikan aspek hak asasi manusia.
“Dampak sosialnya, kita tidak mengikuti, kita belum meratifikasi konvensi tersebut. Tapi, menurut saya, Indonesia sudah cukup banyak melakukan hal baik dalam menampung pengungsi. Kita sekarang punya 15 ribu, hampir 13 ribu lebih pengungsi, dari Afganistan. , Iran, yang terakhir Rohingya,” jelasnya.
Di Medan, lanjut Yasonna, beberapa waktu lalu ada (pengungsi Rohingya) yang melakukan aksi bakar diri hingga kepala daerah tak mau lagi menerima mereka.Ia berharap pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan UNHCR bekerja sama mencari solusi yang tepat atas hal tersebut
Sementara itu, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro juga mengatakan pihaknya akan bersinergi membantu pengungsi Rohingya yang terindikasi menjadi korban pelanggaran HAM.
“Komnas HAM juga telah melakukan pemantauan di Aceh dan berkoordinasi dengan kementerian lembaga, termasuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ke depan kami akan terus berkoordinasi untuk memastikan pengungsi, korban perdagangan manusia, dan korban konflik yang ada mendapatkan perlindungan. ” kata Atnike.
“Baik di Indonesia atau mungkin penempatan permanen kalau bisa. Tentu kita harus mendorong penyelesaian akar permasalahannya dan saya kira Indonesia dengan menjadi Anggota Dewan Hak Asasi Manusia (PBB) juga bisa mendorong upaya untuk menyelesaikan pengungsi Rohingya melalui diplomasi di PBB,” imbuhnya.Baca juga: Polisi Gagalkan Kaburnya Enam Pengungsi Rohingya dari Tempat Penampungan
Seperti diketahui, gelombang pengungsi Rohingya akan semakin banyak masuk ke Indonesia melalui Aceh pada akhir tahun 2023 dengan menggunakan perahu kayu. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, yang oleh UNHCR disebut sebagai warga negara tanpa kewarganegaraan.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo pada pekan lalu menyatakan kedatangan pengungsi juga melibatkan jaringan sindikat kriminal penyelundupan manusia. Pemerintah Indonesia menyatakan membantu pengungsi karena alasan kemanusiaan dengan tetap memperhatikan kepentingan lokal, dan mengambil tindakan tegas terhadap jaringan penyelundupan manusia.
Polda Aceh telah menahan tiga tersangka, lima tersangka diduga terlibat kejahatan perdagangan manusia, salah satunya merupakan warga negara Bangladesh.
Reporter: Hendri Sukma Indrawan
Redaktur: Teguh Handoko
HAK CIPTA © ANTARA 2023