Produksi utama Giriwangi adalah minyak atsiri. Ada lebih dari 100 jenis minyak atsiri yang dibuat oleh Raras dan Oki. Mulai dari nilam, jahe, kunyit, mawar, pala, cengkeh, peppermint, hingga gaharu. Harganya bervariasi mulai dari Rp 35 ribu hingga jutaan tergantung bahan baku yang digunakan. Untuk memasok bahan baku, Raras memberdayakan petani lokal dari berbagai daerah.
Selain minyak atsiri, Raras dan Oki membuat produk turunannya seperti sabun, sampo, body mist, deodoran, penumbuh rambut, lilin aromaterapi, dan minuman. Limbah sulingan juga digunakan untuk membuat produk berharga.
“Limbah ini bisa dimanfaatkan kembali, seperti kita membuat pupuk dari daunnya. Kayu manis, cendana, dan gaharu kita bubuk lagi menjadi kemenyan karena masih wangi dan harganya mahal,” kata Oki.
Pasar Giriwangi memang tidak main-main. Pelanggan Giriwangi tersebar di seluruh Indonesia. Selain dalam negeri, minyak atsiri buatan Giriwangi sudah sampai ke Malaysia, Jepang, Rusia, Arab Saudi, dan Belanda.
Sejak awal berdiri, Raras telah memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya. Bahkan jauh sebelum media sosial booming, Raras sudah berjualan di milis.
Jangkauan pasar yang luas ini juga karena Giriwangi sudah dikenal sebagai produsen minyak atsiri murni berkualitas. Potensi tersebut akhirnya disadari oleh Rumah BUMN BRI Yogyakarta atau dikenal dengan RUBY.
“Banyak yang menjual (minyak atsiri) dengan harga mahal, tapi itu produk massal, pasti tetap ada campurannya. Nah, produk lokal (Giriwangi) ini kualitasnya lebih bagus. Karena kita lihat sebenarnya masih disuling sendiri. , tidak ada campurannya,” kata Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini, Jumat (1/12/2023).
Rumah BUMN sendiri merupakan wadah pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan kapabilitasnya. Di Yogyakarta, Rumah BUMN Yogyakarta diawasi langsung oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Giriwangi sendiri telah menjadi partner RUBY sejak tahun 2021.