Jangan sampai kebutuhan (baja) yang besar ini dipenuhi dengan impor
Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta industri baja nasional terus meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.Jangan sampai kebutuhan (baja) yang besar ini dipenuhi melalui impor, kata Wapres saat meresmikan pabrik PT Lautan Baja Indonesia di Kawasan Industri Balaraja, Tangerang, Banten, Jumat, demikian keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Wapres mengatakan, industri baja merupakan pendukung utama pembangunan infrastruktur yang sedang berkembang, antara lain pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, pembangkit listrik, kilang minyak, termasuk proyek pembangunan ibu kota nusantara.
Oleh karena itu, kata dia, kapasitas produksi baja dalam negeri harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Wapres menyampaikan, dalam lima tahun terakhir, seiring dengan pembangunan yang masif, kebutuhan baja nasional terus meningkat hingga lebih dari 40 persen.
Terkait hal tersebut, Wapres juga menekankan beberapa hal terkait upaya peningkatan kemandirian industri baja nasional.
Pertama, menerapkan TKDN dan SNI wajib produk baja secara ketat dan konsisten, dalam rangka mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan kemandirian industri dalam negeri, kata Wapres.
Ia menilai ketegasan tersebut semakin diperlukan mengingat pemerintah sangat gencar mempercepat berbagai proyek infrastruktur, termasuk pembangunan IKN dan program kendaraan listrik.
Kedua, Wapres menyoroti tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan industri baja. Pada tahun 2022, industri baja akan menyumbang sekitar 7 persen emisi gas rumah kaca global.
Wapres juga meminta para pelaku industri baja juga menerapkan konsep industri hijau sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya berkelanjutan.
“Untuk mencapai net zero emisi pada tahun 2060 atau lebih cepat, saya meminta industri baja nasional menjadi bagian integral dari ekonomi sirkular yang menerapkan konsep industri hijau, dimana proses produksinya juga mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. seperti memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif,” jelas Wapres.
Di sisi lain, Wapres juga meminta industri baja berupaya meningkatkan keterlibatan UMKM.
Wapres menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini keterlibatan sektor UMKM dalam rantai pasok industri baru berkisar 7 persen. Angka tersebut masih kalah jauh dengan beberapa negara ASEAN.
“Sebagai industri yang memiliki dampak ganda, saya meminta industri baja nasional memberikan program dan insentif untuk memajukan UMKM, serta mendukung UMKM untuk masuk dalam rantai pasok industri,” ujarnya.
Terakhir, Wapres menyampaikan harapannya agar PT Lautan Baja Indonesia (LBI) melalui pabrik baru ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, serta mampu memenuhi kebutuhan baja nasional dan global.
Baca juga: Kemenperin gandeng Krakatau Posco lahirkan SDM kompeten industri baja
Baca juga: Kementerian Perdagangan Pantau Puluhan Industri Baja yang Tak Penuhi SNI
Wartawan : Rangga Pandu Asmara Jeruk
Redaktur: Faisal Yunianto
HAK CIPTA © ANTARA 2023