NEWS

Wapres Ma’ruf: Hati-hati dengan “kentut setan” di Pemilu

Wapres Ma'ruf: Hati-hati dengan "kentut setan" di Pemilu

“Saya bilang awas, hati-hati, ada setan kentut, ada isu yang dibuat setan, ada yang di tingkat RT, ada yang di tingkat RW, ada yang nasional, ada yang global,”

Kuching, Malaysia (ANTARA) – Wakil Presiden (Wapres) Indonesia Ma’ruf Amin meminta Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuching, Malaysia, berhati-hati dengan isu-isu yang memecah belah atau yang disebutnya “kentut setan” menghadapi pemilu 2024.“Saya bilang awas, hati-hati, ada setan kentut, ada isu yang dibuat setan, ada yang di tingkat RT, ada yang di tingkat RW, ada yang nasional, ada yang global,” kata Wapres. Ma’ruf dalam dialog tersebut. kewarganegaraan dengan PMI di Kuching, Malaysia, Rabu.

Menurut Wapres, saat pemilu biasanya banyak isu yang beredar. Ada isu yang benar, namun banyak juga isu salah yang sengaja dimunculkan untuk memecah belah masyarakat. Isu yang memecah belah ini disebut dengan “kentut setan”.

Istilah “kentut setan” didapat Ma’ruf saat masih bersekolah di pesantren. Ma’ruf mengatakan, ada tiga orang santri yang selalu akur dan shalat berjamaah. Satu orang menjadi pendeta dan dua orang menjadi pendeta.

Namun Setan tidak pernah suka jika manusia akur, sehingga Setan mencari cara untuk memisahkan ketiga murid tersebut.

Akhirnya saat ketiga santri itu sedang salat, setan kentut. Sejak itu, mereka saling curiga dan saling menuduh kentut saat salat.

Kata sang imam, ini makmum kentutku. Aku tak mau lagi punya makmum yang kentut. jangan saling percaya, jangan mau saling eksklusif dan jadi imam,” kata Ma’ruf.

Oleh karena itu, Wapres meminta masyarakat dan juga PMI di Malaysia berhati-hati dengan “kentut setan” karena dapat memecah belah masyarakat. Wapres meminta masyarakat selalu menyaring informasi sebelum menyebarkannya kepada orang lain.

“Istilahnya sekarang adalah filter sebelum berbagi. Jika ingin berbagi lihat dulu apakah ini benar atau tidak, pantas atau tidak. Layak atau tidak. “Dalam agama diajarkan tabayun, tabayun itu memeriksa dan memeriksa,” kata Wapres.

Reporter: Indra Arief Pribadi
Redaktur: Agus Setiawan
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version