Istanbul (ANTARA) – Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan “api perang” tidak boleh dibiarkan berkobar kembali di Gaza.“Tiongkok selalu teguh pada perdamaian, hati nurani manusia, dan hukum internasional dalam (menanggapi) konflik Israel-Palestina,” kata Wang Yi saat membahas jeda kemanusiaan di Gaza, bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di New York, AS, Selasa. (28/11).
Diplomat terkemuka kelahiran Beijing tahun 1953 ini juga menyatakan dukungan Tiongkok terhadap Sekretaris Jenderal PBB dalam memainkan peran penting dan tak tergantikan dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Pada hari Rabu, Wang Yi dijadwalkan memimpin pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB untuk membahas masalah Palestina. Tiongkok saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Keamanan PBB.
“Masalah utamanya sekarang terletak pada apakah perjanjian gencatan senjata sementara dapat diperpanjang,” kata Wang Yi.
Pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Tiongkok dan Sekretaris Jenderal PBB terjadi ketika negosiasi mengenai perjanjian baru untuk jeda kemanusiaan jangka panjang di Gaza berlangsung di Qatar.
Baca juga: Utusan Palestina untuk PBB mendesak gencatan senjata permanen di Gaza
Wang Yi menekankan bahwa Tiongkok tidak akan pernah membiarkan api perang berkobar kembali di wilayah kantong tersebut, sementara gencatan senjata total harus dicapai di Gaza.
Dia kemudian menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus diizinkan masuk ke Gaza tanpa hambatan, dan lebih banyak titik perbatasan ke Gaza harus dibuka.
“Mekanisme pemantauan yang efektif harus dibentuk,” katanya, menyerukan pembebasan tahanan.
Untuk menyelesaikan konflik tersebut, Wang Yi mengulangi permintaan agar konferensi perdamaian internasional yang lebih berwibawa, berskala lebih besar dan lebih efektif diadakan sesegera mungkin untuk merumuskan peta jalan untuk memulai kembali solusi dua negara.
Kesepakatan mengenai jeda kemanusiaan selama empat hari antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina yang dicapai pekan lalu telah diperpanjang dua hari hingga Rabu.
Sejauh ini, 180 warga Palestina dan 62 warga Israel telah dibebaskan oleh kedua belah pihak selama jeda kemanusiaan.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejak pecahnya perang, lebih dari 15.000 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, telah terbunuh sementara jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Türkiye akan tingkatkan diplomasi untuk gencatan senjata permanen di Gaza
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Redaktur: Rahmad Nasution
HAK CIPTA © ANTARA 2023