Tut Wuri Handayani berarti semboyan yang dijadikan falsafah sistem pendidikan di Indonesia. Filosofi ini dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Republik Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara.
Dikutip dari buku Pahlawan Muda: Keluarga Indonesia dalam Politik (2001), Shiraishi menjelaskan Tut Wuri Handayani artinya membimbing dari belakang. Awalnya kata ini diciptakan sebagai ungkapan untuk menggambarkan kepemimpinan Soeharto.
Sedangkan secara etimologis kata Tut Wuri Handayani berasal dari dua kata yaitu Tut Wuri dan Handayani. Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk berkembang atau bergerak sesuai kemauan dan fitrahnya. Sedangkan handayani artinya melepaskan sesuatu yang bermanfaat, memberi pengaruh, ikut terlibat jika diperlukan, apabila anak melakukan tindakan yang membahayakan demi keselamatan diri anak.
Jadi yang dimaksud oleh Tut Wuri Handayani adalah dalam penyelenggaraan pendidikan seorang guru tidak boleh menggunakan kekerasan, paksaan dan hukuman tetapi harus memberikan kebebasan kepada anak untuk perkembangannya dan guru wajib memberikan pengaruh yang bersifat korektif, mengarahkan dan melibatkan dirinya. jika diperlukan.
Mengutip buku Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (2021) karya Bramianto Setiawan menjelaskan pengertian Tut Wuri Handayani adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempunyai inisiatif sendiri dan apabila siswa melakukan kesalahan atau kekeliruan maka pendidik membantu menentukannya bukan menarik siswa. mengikuti jalan gurunya.
Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa pendidikan yang efektif tidak hanya menitikberatkan pada ilmu akademik saja, namun juga memperhatikan perkembangan moral, sosial, dan spiritual peserta didik.