NEWS

Tulisdem: KPU harus memenuhi minimal empat indikator integritas pemilu

Perludem: KPU harus penuhi minimal empat indikator integritas pemilu

Direktur Eksekutif Persatuan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus memenuhi minimal empat indikator untuk mewujudkan pemilu (Pemilu) yang berintegritas.Menurut Khoirunnisa, KPU harus memiliki empat indikator pemilu yang berintegritas agar penyelenggaraan pemilu dapat memperoleh kepercayaan dan legitimasi dari masyarakat.

Setidaknya ada empat indikator, yakni transparan, akuntabel, jujur, dan akurat, ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Khoirunnisa menjelaskan, transparansi dalam setiap proses yang dilakukan KPU, mulai sebelum hari pemungutan suara atau masa kampanye, kemudian pada saat pemungutan suara, hingga setelah pemungutan suara, akan meyakinkan masyarakat untuk menerima setiap proses politik yang dilakukan penyelenggara pemilu.

Oleh karena itu, KPU perlu transparan terhadap seluruh kegiatan tahapan pemilu, ujarnya.

Transparansi, kata dia, juga akan mencegah munculnya disinformasi, misalnya tudingan surat suara sudah dicoblos, seperti sejumlah tudingan pada Pemilu 2019.

Ia juga menegaskan, indikator lain yaitu akuntabilitas, kejujuran, dan akurasi juga tidak kalah penting untuk ditunjukkan oleh KPU, guna menghasilkan pemilu yang berkualitas dan berintegritas.

Dia mendorong semua indikator tersebut dilakukan tidak hanya oleh KPU, tapi juga oleh lembaga pengawas pemilu yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Baca juga: Pengamat Minta Semua Pihak Antisipasi Potensi Kecurangan Pemilu

Baca juga: Peneliti: KPU Harus Konsisten Ikuti Aturan dan Respon Cepat Permasalahan

Sehari sebelumnya, Senin (25/12), pimpinan Luludem itu juga mengkritisi format debat kedua Pilpres 2024 yang digelar Jumat (22/12) yang masih menempatkan simpatisan dan pendukung di belakang pasangan calon yang berdebat. (paslon).

Catatan debat sebelumnya masih format, masih ada pendukung di belakang calon wakil presiden yang berdebat, ujarnya.

Menurut Khoirunnisa, kehadiran pendukung dalam jumlah besar justru membuat suasana di lokasi debat menjadi riuh dan seolah dijadikan ajang pamer kelebihan masing-masing paslon.

“Jumlah suporter yang banyak justru membuat gaduh dan terjadi sesuatu di antara suporter memamerkan kekuatan kekuatan masing-masing,” katanya.

Baca juga: KPU akan evaluasi debat kedua besok, termasuk singkatan bahasa asingnya
Baca juga: DKPP Periksa Ketua dan Komisioner KPU Terkait Dugaan Pelanggaran Etik

Exit mobile version