Jakarta (ANTARA) – Ketua II Bidang Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga TP PKK Provinsi DKI Jakarta Apt. Dra. Arijaty Azhari mengatakan Hari Ibu merupakan momen untuk mengenang dan melanjutkan perjuangan para pejuang perempuan di Indonesia.“Di luar ada perayaan Hari Ibu, sedangkan kita Hari Ibu. Ini berbeda. Hari Ibu memang hari penghormatan terhadap ibu,” kata Arijaty dalam diskusi yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, Hari Ibu di Indonesia merupakan hari penghormatan terhadap perempuan sebagai tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia.
Arijaty menjelaskan, sejarah perayaan Hari Ibu di Indonesia juga sarat akan kiprah perempuan dalam memajukan Indonesia. Pertimbangan Hari Ibu juga memakan waktu lama.
Baca juga: Ibu-ibu Membuat Lilin Aromaterapi di Kawasan Jakarta International Stadium
Sejarah Hari Ibu berawal dari Kongres Sumpah Pemuda. Kemudian atas dorongan tersebut disepakati Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 hingga 25 Desember 1928.
Dalam kongres yang diikuti oleh 30 organisasi perempuan yang tersebar di 12 kota di Pulau Jawa dan Sumatera tersebut, mereka membahas sejumlah isu seperti peran perempuan dalam perjuangan kemandirian, perbaikan gizi, kesehatan ibu dan balita, pernikahan dini bagi masyarakat. wanita dan lain-lain.
Kongres Perempuan Kedua kemudian dilaksanakan pada bulan Juli 1935. Dari kongres inilah dibentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf. Namun puncaknya, penetapan Hari Ibu dilakukan pada Kongres Perempuan Ketiga pada tahun 1938.
Saat itu, seluruh organisasi perempuan di seluruh Indonesia menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1959, Presiden Soekarno akhirnya resmi menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Baca juga: Hari Ibu, Seluruh Petugas Upacara Pemprov DKI Jakarta adalah Perempuan
Dari sejarah panjang tersebut, Arijaty pun mengingatkan betapa perempuan memiliki banyak peran baik di keluarga maupun di publik. Bahkan di masa pandemi COVID-19, banyak perempuan yang berperan aktif dalam membantu keuangan keluarganya.
Kita patut berbangga karena perempuan mempunyai peran ganda, ada peran domestik untuk keluarga dan juga peran publik ketika bekerja. Dan semua itu peran penting dalam rangka pemberdayaan, kata Arijaty.
Tak hanya itu, Arijaty juga mengatakan kehadiran PKK juga menjadi bukti bahwa perempuan juga mempunyai kekuatan dan peran untuk membantu kemajuan Indonesia melalui program yang diusungnya.
Arijaty juga berharap semakin banyak masyarakat yang mengapresiasi dan menghormati peran perempuan.
Wartawan: Lifia Mawaddah Putri
Redaktur: Sri Muryono
Hak Cipta © ANTARA 2023