Jakarta (ANTARA) – Deputi Bidang Koordinasi Pembangunan Daerah dan Tata Ruang Wahyu Utomo mengatakan, Jalan Tol Semarang-Demak tidak hanya meningkatkan konektivitas di pantai utara Jawa, tetapi juga membantu mengatasi banjir rob.“Jalan Tol Semarang-Demak tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan konektivitas, tetapi juga sebagai solusi sementara banjir rob yang melanda wilayah tersebut. Selain itu, tol ini memiliki keunikan karena menggunakan tikar bambu untuk meningkatkan daya dukung arus. tanahnya,” kata Wahyu Utomo di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, banjir rob di wilayah tersebut disebabkan oleh perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan/Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) mencatat berbagai aktivitas pembangunan dan tata guna lahan di pantai utara Jawa menyebabkan sedimen tidak terkonsolidasi (tidak terkonsolidasi) mengalami pemadatan.
Baca juga: PSN Tol Semarang – Demak seksi 1A ditargetkan selesai April 2025
Pada daerah tertentu khususnya pemukiman, penurunan ini terjadi lebih cepat karena adanya beban bangunan pada permukaan tanah.
Wahyu menyatakan, kasur bambu yang digunakan dalam pembangunan Tol Semarang-Demak merupakan hasil karya salah satu unit usaha milik Institut Teknologi Bandung (ITB), PT LAPI ITB.
Selain dilengkapi kasur bambu 13 lapis, jalan tol juga dilengkapi tanggul laut dan kolam retensi untuk membantu mengurangi dampak banjir rob.
Infrastruktur ini dibangun dengan nilai investasi Rp5,44 triliun melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Tol ini terbagi menjadi 2 seksi, yakni seksi 1 sepanjang 10,39 kilometer (km) dan seksi 2 sepanjang 16,31 km.
Baca juga: Tol Semarang-Demak seksi 1A ditargetkan selesai pada 2025
Wartawan : Uyu Septiyati Liman
Editor: Adi Biru
Hak Cipta © ANTARA 2024