Tes kepribadian Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) tidak hanya membuahkan hasil, namun juga memberikan analisis mendalam melalui 10 skala klinis yang menyajikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi psikologis seseorang. Setiap skala dievaluasi berdasarkan kelompok pertanyaan tertentu, namun dengan menyertakan ambiguitas pada peserta, sehingga hasilnya lebih objektif.
Tidak hanya mengukur skala klinis, MMPI juga dilengkapi dengan skala validitas yang membantu menilai sikap peserta terhadap tes tersebut. Fungsi skala ini sangat penting untuk mengidentifikasi apakah peserta berusaha menampilkan diri secara berbeda selama tes dibandingkan dengan cara mereka mengenali dirinya.
Skala klinis 10 MMPI berikut ini tetap relevan dan digunakan secara luas:
1. Hipokondriasis (Hs)
Skala ini tidak hanya mengukur tingkat kepedulian seseorang terhadap kesehatannya sendiri, namun juga menunjukkan sejauh mana kekhawatiran tersebut dapat mengganggu interaksi sosial. Skor yang tinggi di sini mungkin menunjukkan adanya kecenderungan psikosomatis.
2. Depresi (D)
Tujuan dari skala ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan hidup seseorang. Skor yang tinggi mungkin mencerminkan karakteristik moral yang buruk, ketidakpuasan terhadap diri sendiri, dan pandangan pesimistis terhadap masa depan.
3. Histeria (Hy)
Digunakan untuk mengukur kepribadian histeris atau gangguan mental akibat stres berat, skala ini mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain sinisme, rasa malu, kesehatan fisik yang buruk, sakit kepala, dan neurotisisme.
4. Psikopat Menyimpang (Pd)
Skala ini membantu mengidentifikasi kepribadian psikopat melalui penyimpangan sosial, tindakan asusila, dan kurangnya penerimaan terhadap norma-norma sosial.
5. Maskulinitas/Feminitas (Mf)
Awalnya digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan homoseksual, skala ini kini lebih melibatkan aspek pribadi seperti kepekaan, hobi, minat, dan preferensi estetika.
6. Paranoia (Pa)
Ditujukan untuk mengidentifikasi gejala paranoid, skala ini melibatkan penilaian sensitivitas berlebihan, kecurigaan berlebihan, perilaku kaku, dan perasaan menjadi korban.
7. Psikastenia (Pt)
Psikastenia mencerminkan kecemasan seseorang, gangguan obsesif-kompulsif, dan tingkat depresi.
8. Skizofrenia (Sc)
Sesuai dengan namanya, skala ini digunakan untuk mengukur tingkat skizofrenia pada seseorang, yang menunjukkan sejauh mana individu tersebut terlepas dari kenyataan.
9. Hipomania (MA)
Skala ini menilai ciri-ciri hipomania, yaitu suatu kondisi psikologis yang meningkatkan energi dan suasana hati, yang pada tingkat lebih tinggi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
10. Introversi Sosial (Si)
Skala ini mengukur kecenderungan individu untuk menarik diri dari hubungan sosial, yang melibatkan aspek-aspek seperti tingkat daya saing, kekakuan sikap, ketaatan, dan kecenderungan bergantung pada orang lain.
Hasil interpretasi MMPI-2 dilakukan dengan mempertimbangkan T-score dengan rentang 30–120. Penting untuk dicatat, bahwa skor normal berkisar antara 50–65. Di luar rentang tersebut, diperlukan interpretasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi potensi masalah kesehatan mental yang mungkin dialami seseorang.