NEWS

Terinspirasi oleh kelelawar, para ilmuwan menciptakan kacamata berbasis suara untuk tunanetra

Terinspirasi oleh kelelawar, para ilmuwan menciptakan kacamata berbasis suara untuk tunanetra


Liputan6.com, Jakarta Menderita rabun jauh masih bisa tertolong dengan kacamata dengan lensa kontak. Namun tidak demikian halnya dengan orang yang mengalami kebutaan atau tunanetra, hingga saat ini belum ada lensa yang dapat membuat orang dapat melihat kembali. Hingga saat ini, para ilmuwan berhasil menghadirkan terobosan unik khusus bagi penyandang tunanetra.

Terinspirasi dari penggunaan ekolokasi yang dilakukan kelelawar, para peneliti di University of Technology Sydney (UTS) berhasil mengembangkan kacamata pintar generasi baru yang dapat mengubah informasi visual menjadi representasi suara yang unik.

Teknologi inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penyandang tunanetra dan tunanetra dalam menavigasi lingkungannya. Dikenal sebagai “sentuhan akustik”, kacamata pintar ini menerjemahkan objek di lingkungan sekitar menjadi ikon suara yang berbeda.

Chin-Teng Lin, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa teknologi sentuhan akustik mengidentifikasi objek, menciptakan representasi suara yang unik saat objek memasuki bidang pandang perangkat.

“Misalnya, suara gemerisik dedaunan mungkin melambangkan tanaman, atau suara mendengung mungkin melambangkan ponsel,” kata Chin-Teng Lin.

Berikut Liputan6.com rangkum kacamata unik yang terinspirasi dari kelelawar seperti dilansir New Atlas, Minggu (29/10/2023).

Sepasang kacamata baru dengan teknologi augmented reality dapat membantu penyandang tunarungu memahami percakapan yang terjadi di sekitar mereka. Penyandang gangguan pendengaran dapat melihat kata-kata yang diucapkan tertulis di layar kacamata secara real time…

Exit mobile version