Jakarta (ANTARA) – Sony Group semakin fokus pada bisnis produksi virtualnya yang mengalami pertumbuhan di atas rata-rata pasar, kata seorang eksekutif perusahaan, mengandalkan kekuatan teknologi konglomerat hiburan Jepang tersebut.Bisnis ini menawarkan kepada para pembuat film dan penyiaran fasilitas produksi virtual yang melibatkan penggunaan dinding panel light-emitting diode (LED) yang menampilkan gambar – seperti lanskap fiksi ilmiah atau pemandangan kota – yang diintegrasikan ke dalam adegan selama proses pengambilan gambar.
Baca juga: Sony Playstation 5 Edisi Terbatas Spider-Man 2 Hadir Bulan September
Sebagai alternatif dari layar hijau, yang mana efek digital ditambahkan pada tahap selanjutnya, keuntungan dari sistem ini mencakup pantulan yang lebih realistis yang dihasilkan oleh cahaya dari panel dan pengalaman yang lebih mendalam bagi para aktor di lokasi syuting.
Sony melihat keunggulannya pada kekuatan perangkat kerasnya — perusahaan ini membuat segalanya mulai dari sensor gambar untuk kamera hingga dinding video LED berukuran besar — dan keahlian dalam pembuatan film sebagai pemain utama di Hollywood.
“Kami dapat menciptakan dunia virtual karena kami memiliki perangkat kerasnya,” kata Kepala Produksi Virtual Sony Yasuharu Nomura dalam sebuah wawancara.
Dalam beberapa dekade terakhir, Sony telah melepaskan lini produk elektroniknya yang sulit untuk fokus pada permainan, film, dan musik, namun masih membuat perangkat keras seperti kamera film.
Perusahaan ini juga merupakan investor di Epic Games, yang Unreal Engine-nya digunakan untuk menciptakan lingkungan digital.
Sony mengatakan bisnis produksi virtualnya tumbuh sekitar 35 persen per tahun, lebih cepat dibandingkan pasar secara keseluruhan, dengan ekspektasi bahwa sebagian besar penjualan akan berasal dari layanan.
Perusahaan ini mulai menghadirkan panel, kamera, dan opsi layanan yang lebih baik, sekaligus menawarkan “pengambilan volumetrik”, yaitu pertunjukan yang direkam dari berbagai sudut untuk dilihat dalam realitas virtual.
Teknologi produksi virtual mendapat perhatian setelah digunakan dalam acara fiksi ilmiah Walt Disney “The Mandalorian”, yang menggunakan perusahaan efek visual in-house Industrial Light & Magic.
“Pasar ini masih dalam tahap awal pengembangan, jadi ada peluang bagi Sony untuk berekspansi,” kata Kota Ezawa, analis di Citigroup. Demikian dilansir Reuters, Jumat (29/9) waktu setempat.
Baca juga: Sony Rilis Paket PlayStation 5 EA Sports FC 24 pada 29 September
Baca juga: Sony Naikkan Proyeksi Laba Bersih Berkat Pertumbuhan Kuat PlayStation
Baca juga: Sony Rilis Kamera A6700 Lengkap dengan Mic, Cocok untuk Content Creator
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © ANTARA 2023