Sejarah pembagian angpao saat Idul Fitri berakar pada Abad Pertengahan, menurut informasi yang dikutip dari The National. Saat itu, tepatnya pada awal Abad Pertengahan, Kekhalifahan Fatimiyah mengamalkan tradisi tersebut dengan membagikan uang, permen atau pakaian kepada generasi muda dan orang tua di hari pertama Idul Fitri.
Tradisi ini merupakan bagian dari adat istiadat memperingati hari raya Islam secara besar-besaran, yang tidak hanya menjadi momen keagamaan namun juga sosial. Pemberian ini diharapkan dapat meningkatkan kebahagiaan masyarakat khususnya anak-anak, serta mempererat solidaritas dan persaudaraan antar anggota masyarakat.
Namun perkembangan sejarah membawa perubahan pada tradisi ini. Pada akhir masa Ottoman, tradisi eidiyah atau pembagian angpao diubah menjadi pemberian uang tunai dalam pecahan kecil.
Tradisi pembagian angpao Idul Fitri menjadi lebih praktis dan efisien sehingga penerimanya lebih leluasa dalam menggunakan uangnya sesuai kebutuhan dan keinginannya. Perubahan ini juga mencerminkan perubahan zaman dan berkembangnya nilai-nilai sosial, dimana nilai uang tunai semakin dominan dalam pemberian hadiah atau ucapan selamat hari raya Idul Fitri.
Tradisi Berbagi Angpao Idul Fitri di Indonesia
Di Indonesia, tradisi membagikan angpao sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri, seperti dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber. Secara khusus, tradisi di Indonesia adalah memberikan uang kertas kepada kerabat, terutama kepada anggota keluarga yang lebih muda, seperti sepupu, keponakan, atau cucu.
Tindakan ini biasanya dilakukan oleh anggota keluarga yang sudah bekerja atau sudah berkeluarga, sebagai bentuk kebahagiaan dan kepedulian terhadap anggota keluarga yang lebih muda.
Selain itu, pemberian uang tunai juga dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi anak dalam mengelola uang dan menabung untuk masa depan. Hal ini mencerminkan pentingnya nilai-nilai pendidikan keuangan dalam kehidupan mereka.
Perlu diketahui juga, ketika hari raya Idul Fitri tiba di Indonesia, suasana pembagian angpao atau THR menjadi sangat meriah dan ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama anak-anak dan remaja. Di banyak rumah, terutama yang memiliki anggota keluarga yang bekerja, tradisi ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk menikmati kebahagiaan bersama.
Di pagi Hari Raya, suasana di rumah akan meriah dengan suara tawa dan canda dari anggota keluarga yang berkumpul, sedangkan anak-anak akan dengan gembira menunggu momen menerima angpao dari orang dewasa di sekitarnya.
Tradisi membagikan angpao atau THR juga dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti perkantoran, lembaga, dan komunitas. Di tempat-tempat tersebut biasanya diadakan acara khusus atau kegiatan sosial yang berupa pemberian angpao atau THR kepada anggota atau karyawan sebagai ungkapan terima kasih dan penghargaan atas kerja keras dan dedikasinya. Momen ini menjadi kesempatan bagi pimpinan atau atasan untuk mempererat hubungan dengan anggota tim atau karyawannya.