Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober dan Penjelasannya Bagi Umat Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), santri adalah orang yang mempelajari agama Islam. Santri juga dipahami sebagai orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang bertakwa. Berikut beberapa ciri khas siswa yang perlu Anda kenali:

1. Teosentris

Teosentris merupakan suatu nilai dalam karakter peserta didik yang dilandasi oleh pandangan bahwa suatu peristiwa bermula, berproses dan kembali kepada kebenaran Allah SWT. Segala kegiatan pendidikan dipandang sebagai ibadah kepada Allah SWT, dan merupakan bagian integral dari totalitas kehidupan beragama.

Karakter seperti ini menjadikan santri lebih berhati-hati dalam membawa diri agar tidak terjerumus pada perbuatan-perbuatan yang bersifat subhat, apalagi salah atau haram. Spiritualitasnya yang tinggi membuatnya selalu merasa diawasi oleh penciptanya. Diri, perbuatan, dan tingkah laku seseorang semata-mata karena dan akan kembali kepada rahmat Allah SWT.

2. Sukarela

Hal ini tercermin dari kepasrahan seorang santri dalam menuntut ilmu di pesantren. Secara sukarela melakukan segala kegiatan pembelajaran dan pembiasaan lainnya, meski tanpa diawasi oleh kiai atau ustaz.

3. Kebijaksanaan

Santri identik dengan karakter hikmah, yaitu sabar, rendah hati, taat pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, dan membawa manfaat bagi kebaikan bersama. Termasuk juga menghormati perbedaan dan keberagaman.

4. Kesederhanaan dan Kemandirian

Ciri khas seorang santri adalah tidak sombong dan angkuh meskipun berasal dari kalangan kaya atau keturunan bangsawan. Keterbatasan fasilitas pesantren berperan dalam membentuk karakter kesederhanaan dan kemandirian santri.

Sederhana dan mandiri bukan karena tidak mampu, melainkan menunjukkan pribadi yang peduli terhadap sesama, orang yang sadar bahwa dunia hanya sementara. Kesederhanaan disimbolkan dengan kesamaan pakaian dan benda yang dimiliki tanpa berlebihan.