NEWS

Sehari kedua setelah libur, kualitas udara di DKI menduduki peringkat kelima terburuk di dunia

Hari kedua pasca-liburan, kualitas udara DKI terburuk kelima di dunia

Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di DKI Jakarta berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir menduduki peringkat kelima terburuk di dunia pada hari kedua setelah libur Idul Fitri, Rabu pagi.

Berdasarkan pantauan pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 151 atau masuk kategori tidak sehat dengan angka partikel halus (PM) sebesar 2,5.

Situs pemantauan kualitas udara terbaru mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk kelima di dunia pada Rabu pagi.

Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu pagi adalah Kathmandu, Nepal dengan indeks kualitas udara 156, disusul Hanoi, Vietnam 156, dan Yangon, Myanmar 154, lalu Chiang Mai, Thailand 153.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyatakan kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan masuk kategori sedang.

Kategori kualitas udara sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan namun mempengaruhi tanaman sensitif dan nilai estetika.

Sejumlah wilayah yang terpantau di Bundaran HI (41), Kelapa Gading (55), Jagakarsa (54), Kebon Jeruk (57) dan Lubang Buaya (52).

Reporter: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Redaksi : Edy M Yakub
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version