Jakarta (ANTARA) – Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanganan kasus cacar monyet.Anjuran pertama terkait pencegahan, dimulai dengan menghindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox untuk menghindari penularan.
“Lebih dari 90 persen penularannya melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan penderita suspek Mpox, jangan berbagi barang seperti handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, perlengkapan mandi, dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal. , dan lain-lain,” kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) MPox IDI Dr. Hanny Nilasari, Sp DVE di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Praktisi Sebut Penularan Cacar Monyet Lebih Lambat Dibandingkan Cacar Air
Lebih lanjut, Dokter Hanny juga menyarankan agar masyarakat yang masuk dalam kategori risiko tinggi, misalnya memiliki banyak pasangan, dan mereka yang memiliki kondisi immunocompromised (autoimun, penyakit kronis lainnya) sebisa mungkin menghindari perilaku berisiko.
Ia menekankan, kelompok risiko tinggi harus bisa melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat dengan menggunakan kondom dan mendapatkan vaksinasi.
Lebih lanjut, bagi masyarakat umum, jika mengalami gejala berupa lesi kulit yang tidak khas dan diawali dengan demam, disarankan untuk segera mengunjungi dan berkonsultasi dengan dokter.
Bersamaan dengan memberikan rekomendasi kepada masyarakat, Dokter Hanny juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan oleh tenaga medis dalam hal pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut.
Ia mengatakan, jika ditemukan kasus dugaan cacar monyet, petugas medis perlu melakukan pemeriksaan awal berupa wawancara terkait perkembangan penyakit (anamnesis).
Setelah itu, tenaga medis harus melakukan pemeriksaan lesi kulit dan organ (PF) secara detail dan lengkap, serta pemeriksaan usap yaitu pemeriksaan laboratorium khusus dengan mengambil cairan dari bagian koreng/keropeng/kelainan kulit tersebut.
Ia juga menyarankan agar obat dan vaksin antivirus dilakukan secara terdesentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditentukan Kementerian Kesehatan dan diberikan berdasarkan indikasi dan skala prioritas.
Yang terakhir tentunya peningkatan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit ini harus semakin disosialisasikan agar penyebaran penyakit cacar monyet dapat dicegah.
Bagi Anda yang sedang mencari informasi umum mengenai cacar monyet, dapat mengunjungi website Kementerian Kesehatan https://detikemerging.kemkes.go.id/download/FAQ_Monkeypox.pdf
Tercatat penyakit cacar monyet sudah masuk ke Indonesia, untuk wilayah Jakarta, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Jumat (27/10), terdapat 15 orang yang kasus positif.
Lebih rincinya, 1 kasus dinyatakan sembuh dan 14 kasus lainnya merupakan kasus positif aktif dan masih menjalani isolasi di rumah sakit.
Sementara Kementerian Kesehatan juga telah memberikan vaksin MPox yang telah diberikan kepada 251 orang dari target 495 orang.
Baca juga: DKI Kemarin Uji Coba DBD Lumpuhkan Bakteri dan Vaksin Cacar Monyet
Baca juga: Jumlah kasus cacar monyet bertambah menjadi 17
Baca juga: Penderita cacar monyet dalam kondisi stabil tidak memerlukan obat antivirus
Wartawan: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © ANTARA 2023